Liputan6.com, Jakarta PT Phapros, Tbk, yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), menggelar acara peletakan batu pertama pembangunan fasilitas produksi alat kesehatan Scaffold Hydroxyapetite. Acara dilakukan di pabrik PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB) di kawasan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Pembangunan pabrik ini terjalin atas kerja sama Phapros dengan MRB yang juga merupakan anak usaha RNI.
Menurut Direktur Utama Phapros, Barokah Sri Utami, scaffold buatan lokal ini adalah hasil hilirisasi riset produk alat kesehatan dalam negeri oleh periset Dr. dr. Ferdiansyah, Sp.OT dari RSUD Dr. Soetomo. Scaffold yang akan diproduksi Phapros ini bisa dimanfaatkan sebagai komponen implantasi penopang tulang dan gigi.
Advertisement
"Scaffold Hydroxyapatite ini menjadi produk unggulan dari Phapros dan RNI," kata wanita yang akrab disapa Emmy ini, Selasa, 22 Agustus 2017.
Dia menjelaskan bahwa fasilitas produksi yang tengah dibangun tersebut ditargetkan bisa beroperasi penuh di awal tahun 2018.
"Fasilitas produksi yang saat ini dibangun memang kapasitasnya masih medium, tapi ke depannya dengan bertumbuhnya pasar alkes yang cukup tinggi mencapai 13 persen, maka fasilitas ini akan terus berkembang baik dari sisi kapasitas maupun pertambahan varian produk Hydroxyapetite yang lain," ujarnya.
Menurut Emmy, produk Scaffold Hydroxyapetite yang saat ini beredar sebagai bone filler 100% impor dari beberapa negara seperti Italia, Jerman dan Korea. “Produk ini akan menjadi produk alkes Scaffold Hydroxyapetite lokal pertama di Indonesia. Pada tahun ketiga nanti, kami berharap sudah bisa memperoleh omzet sebesar Rp 10 miliar,” tambahnya.
Sementara itu Dirut MRB, Ahmad Sufi menyambut baik kerja sama yang dilakukan perusahaannya. Dia menilai, pembangunan pabrik ini merupakan langkah strategis guna mengurangi ketergantungan alat kesehatan impor.
"Angka alkes akhir-akhir ini 90 persen masih impor. Sehingga ini kesempatan baik untuk Phapros dan MRB. Apalagi sejalan dengan Instruksi Presiden no. 6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan," ucapnya.
Komisaris Utama Phapros sekaligus Direktur Keuangan RNI, M. Yana Aditya menambahkan, kerjasama dengan MRB dilakukan mengingat anak usaha RNI tersebut memiliki kriteria yang tepat.
"Selain memiliki lahan dan aset bangunan, MRB juga telah dilengkapi sederet izin, seperti izin industri, edar, impor dan sertifikasi pengembangan alat kesehatan,” tambahnya.