Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) menilai upaya negara maju dalam menanggulangi krisis global mulai membuahkan hasil. Hal ini dilatarbelakangi ramalan IMF atas peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2018.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, krisis yang melanda perekonomian global pada 2008 berkontribusi pada perlambatan ekonomi di Amerika Serikat, Uni Eropa dan China.
"‎Krisis keuangan global yang sangat mempengaruhi kinerja ekonomi Amerika Serikat, dan Uni Eropa, dan berkontribusi pada perlambatan ekonomi di beberapa negara berkembang utama, termasuk China," kata Agus, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (24/8/2017).
Baca Juga
Agus mengungkapkan, saat ini upaya negara-negara maju dalam menanggulangi krisis tersebut telah menunjukan hasil. Perekonomian global kembali pulih. Berdasarkan ramalan IMF tentang pertumbuhan ekonomi global pada 2018, bisa mencapai 3,6 persen, naik 0,1 persen dibanding 2017 3,5 persen.
"Menurut prospek IMF, output global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 persen pada 2017 dan 3,6 persen pada 2018, sebuah pertumbuhan yang lebih cepat dari 3,2 persen pada 2016, yang mengindikasikan pemulihan ekonomi global yang lebih kuat ," paparnya.
Menurut Agus,‎ meski perekonomian global mulai pulih, pertumbuhan tersebut masih jauh lebih rendah ketimbang rata-rata pertumbuhan ekonomi global periode 2004 sampai 2007 sebesar 4,8 persen.
"Meskipun para pembuat kebijakan telah berjuang untuk sepenuhnya pulih dari krisis, pertumbuhan ekonomi global tetap lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan 4,8 persen pada 2004-2007. Menurut kami, ini menegaskan bahwa ekonomi global telah memasuki fase normal baru," tutup Agus.
Advertisement
Tonton video menarik berikut ini: