Sukses

Terlalu Padat, Penumpang Harus Rela Delay di Bandara Adisutjipto

Saat ini Adisutjipto melayani 7,2 juta penumpang, padahal kapasitas bandara hanya 1,6 juta orang.

Liputan6.com, Jakarta - Penumpang pesawat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta sering mengalami penundaan penerbangan alias delay. Salah satu penyebab penundaan penerbangan karena kapasitas bandara yang sudah terlalu padat.

Wahyuni (28), mengalami delay yang cukup parah pada Kamis lalu. Seharusnya penerbangannya menggunakan maskapai nasional berangkat dari Bandara Adisutjipto pada pukul 19.00 WIB. Namun akhirnya ia harus terbang menuju Jakarta pada pukul 00.00 WIB.

Hal yang sama juga dialami oleh Ferial pada pekan lalu. Dalam jadwal, ia seharusnya terbang dengan menggunakan maskapai berbiaya murah dari Adisutjipto menuju Halim Perdanakusuma Jakarta pada pukul 09.30 WIB pagi. Namun akhirnya Ferial diberangkatkan pada pukul 11.00 WIB. "Alasannya karena lalu lintas bandara yang padat," tuturnya kepada Liputan6.com, Sabtu (26/8/2017).

Tak berbeda jauh, Bramantyo (36) beberapa minggu lalu seharusnya berangkat dengan menggunakan maskapai swasta dari Yogyakarta pada pukul 15.45 WIB menuju Makassar. Dalam jadwal, ia seharusnya sampai pada pukul 18.45 WIB. Tetapi ia juga harus mengalami delay sekitar satu jam. "Katanya masih antre untuk terbang," ujar dia.

Memang kapasitas Bandara Adisutjipto sudah tidak mencukupi lagi dengan kepadatan penumpang. Oleh karena itu, pemerintah pun mulai membangun bandara baru di Kulon Progo.

Dalam peletakan batu pertama pembangunan Bandara Kulon Progo, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Bandara Adisutjipto Yogyakarta saat ini sudah terlalu padat. Saat ini Adisutjipto melayani 7,2 juta penumpang, padahal kapasitas bandara hanya 1,6 juta orang.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan bandara baru di Kulon Progo ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Pengembangan fasilitas Bandara Internasional Yogyakarta yang akan dilakukan yaitu pembangunan landas pacu tahap I sepanjang 3.250 meter x 60 meter, tahap II sepanjang 3.600 meter x 60 meter.

"Landas pacu tersebut dapat melayani pesawat terbesar jenis B 747-400" kata Budi.

Budi Karya menjelaskan, saat ini landas pacu Bandara Adisutjipto adalah sepanjang 2.200 meter x 45 meter yang hanya bisa untuk melayani pesawat jenis B 737-800 NG atau B 737-900.

Untuk pembangunan terminal penumpang Bandara Kulon Progo, dijelaskan Budi, tahap I akan dibangun seluas 130.000 meter persegi dengan kapasitas 14 juta penumpang per tahun, tahap II akan dibangun 195.400 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Terus dikebut

Proyek pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terus dipercepat. Namun, pembangunan fisik bandara internasional itu masih menunggu terbitnya keputusan presiden atau keppres.

Manajer Proyek Pembangunan Bandara Kulon Progo PT Angkasa Pura I, R Sujiastono, mengatakan masih menunggu keppres tersebut. Ia tidak bisa memastikan kapan keppres itu dapat diterbitkan. Ia hanya berharap keppres itu segera diterbitkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Proses keppresnya di pusat. Sampai kapan? Saya harap secepatnya," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (22/8/2017).

Sekretaris Daerah kabupaten Kulon Progo, Astungkoro, membenarkan sudah ada kontraktor yang akan membangun fisik bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA), Kulon Progo.

Kontraktor itu bernama PT Pembangunan Perumahan yang berperan sebagai mitra pembangunan bandara dan berkedudukan sebagai investor. Namun, ia membantah kontraktor itu hasil penunjukan dari Presiden Jokowi.

"Berita ditunjuk Presiden (Jokowi) tidak benar," katanya.

Terkait penunjukan kontraktor pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo, bupati setempat, Hasto Wardoyo, mengatakan bahwa hal itu bisa saja terjadi. Sebab, menurutnya, presiden punya kewenangan itu. Hanya saja, informasi terkait penunjukan kontraktor itu belum bisa dipastikan.

"Presiden punya kewenangan. Tapi saya belum dapat info secara resminya. Belum ada hitam di atas putih," tutur Hasto.