Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu, Bank Indonesia memutuskan menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen. Penurunan suku bunga acuan ini menandai dimulainya era bunga rendah di akhir 2017.
Penurunan suku bunga acuan ini akan mempengaruhi perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit, terutama kredit investasi dan korporasi. Meskipun penurunan suku bunga perbankan ini baru akan dirasakan, biasanya paling cepat setelah dua bulan sejak penurunan suku bunga acuan.
Advertisement
Baca Juga
Penurunan ini menandai kondisi ekonomi Indonesia semakin stabil sehingga pelaku usaha akan terdorong untuk berinvestasi, tentu atas dukungan kredit perbankan. Kebijakan relaksasi kredit ini diharapkan bisa membuat ekonomi di kuartal III dan IV semakin moncer, tidak lagi lesu seperti dua kuartal sebelumnya. Â
Selama kuartal I dan kuartal II, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,01 persen, di bawah target. Lesunya pertumbuhan ekonomi Indonesia karena daya beli masyarakat kelompok bawah dan menengah sedang terganggu akibat kenaikan tarif listrik dan tingginya harga bensin Premium dan Pertamax.
Di era bunga rendah seperti sekarang, para pemilik uang seperti Anda mesti mencari cara agar terus membiakkan dana. Apa saja pilihan yang menarik? Berikut ini dikutip dari HaloMoney.co.id.
Investasi peer to peer lending
Situs teknologi finansial (Tekfin) yang menerima penyertaan dana investasi dari masyarakat, namanya peer to peer lending, seperti situs Amartha.com, Investree.id, dan Modalku.com perlu Anda pertimbangkan. Dengan menyertakan dana di situs-situs tersebut, dana akan disalurkan ke para peminjam yang mencari pinjaman di situs tersebut.
Tentu di akhir periode investasi Anda akan menerima return investasi. Mau tahu berapa return-nya? Bisa di atas 20 persen per tahun. Salah satu dari tiga situs Tekfin tersebut bahkan mengklaim hingga 30 persen per tahun.
Reksadana
Reksadana juga sangat menguntungkan jika Anda bisa mengetahui jenis reksadana apa yang cukup menguntungkan. Lihat kinerja reksadana yang ada di pasar keuangan melalui situs keuangan. Antara lain media ekonomi keuangan dan lembaga riset, seperti Infovesta.
Dari data Infovesta, saat ini reksadana berbasis saham rata-rata masih menorehkan prestasi. Namun reksadana pasar uang dan syariah, sedang sedikit tertekan. Sebaiknya Anda lihat satu per satu kinerja produk reksadana sebelum Anda membelinya.
Simak video menarik di bawah ini:
Selanjutnya
Properti
Investasi properti cukup menarik untuk tujuan investasi jangka panjang. Terutama investasi pada properti hunian residensial. Dengan imbal hasil rata-rata minimal 10-15 persen per tahun, Anda bisa selamat dari hantu inflasi sekaligus bisa mengembangkan nilai dana Anda.
Hanya saja Anda mesti memperhatikan lokasi properti yang strategis dan dekat dengan proyek-proyek maupun fasilitas strategis, seperti dekat dengan transportasi umum, dekat dengan jalan tol dan seterusnya.
Anda ingin berinvestasi di mana? Pilihlah sesuai profil risiko dan kemampuan keuangan Anda. Gunakan situs HaloMoney.co.id untuk melakukan perbandingan dan pengajuan produk keuangan.
Baca juga: Merdeka Finansial dengan Cicilan 0% Kartu Kredit Pilihan
Advertisement