Sukses

Kawasan Industri Cikarang Jadi Jantung Perekonomian Nasional

Kawasan industri Cikarang memiliki peran penting bagi kemajuan ekonomi nasional dan terbukanya lapangan pekerjaan.

Liputan6.com, Jakarta Jakarta sebagai Ibukota negara Indonesia, pembangunan infrastruktur di Jakarta tentunya lebih maju dan pesat dari daerah-daerah lain. Hal ini terlihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta yan jauh lebih besar ketimbang kota-kota besar lainnya.

Jika dibandingkan dengan Surabaya, APBD Jakarta mencapai 9 kali lipat lebih besar.  Tahun lalu, APBD Jakarta adalah Rp 67,1 trilliun, sementara Surabaya hanya Rp 7,9 trilliun. Perbandingan penduduk Jakarta dengan Surabaya adalah10 juta banding 2,9 juta.

Terus meningkatnya jumlah penduduk dan infrastruktur di Jakarta, membuat  Luas wilayah dan kondisi keuangan negara adalah batasan yang terlalu sulit ditembus. Hal ini menyebabkan Jakarta sering mengalami kesulitan meladeni

Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan infrastruktur serta semakin sempitnya lahan untuk pembangunan membuat kapasitas Jakarta untuk mengembangkan diri terbatas. Padahal kemajuan zaman tidak bisa lagi dibendung, jika kondisi ini dibiarkan Jakarta tertinggal dengan kota-kota besar di dunia.

Dalam kondisi seperti ini, Jakarta jelas membutuhkan kerjasama dengan wilayah di sekitarnya. Jakarta perlu berbagi beban sekaligus keuntungan dengan para tetangganya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran di Jakarta tahun lalu mencapai 6,12 persen, sementara rata-rata nasional adalah 5,61 persen. Bila arus perantau ke Jakarta dibelokkan ketetangganya, maka tidak mustahil persentase pengangguran di Jakarta merosot di bawah rata-rata nasional.

BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I-2016 naik sebesar 5,04% dibanding periode yang sama tahun 2015. Pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha, kecuali Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 1,01%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 11,37%, diikuti Informasi dan Komunikasi sebesar 8,39%, dan Jasa Lainnya 7,90%.

Sementara itu, laju pertumbuhan Industri Pengolahan hanya naik 4,68%, padahal dari sisi sumber pertumbuhan triwulan II-2016 secara tahunan atau year on year/yoy, Industri Pengolahan menjadi sumber terbesar yaitu 1,03% dari total Sumber Pertumbuhan triwulan II-2016 sebesar 5,18%.

Data tersebut memberi pemahaman bahwa Industri Pengolahan hingga saat ini menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Inilah yang membuat daerah industri Cikarang menjadi begitu penting. Investasi triliunan rupiah digelontorkan untuk membuka ribuan lapangan kerja. Cikarang pun menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi Indonesia yang diperhitungkan

Chairman Lippo Group, Mochtar Riady melihat ada enam kawasan industri di Cikarang merupakan yang terbesar di Indonesia dengan luas lahan sekitar 200 kilometer persegi. Di Cikarang terdapat kawasan industri otomotif yang mampu memproduksi 1 juta mobil dan 10 juta sepeda motor per bulan. Berbagai produk elektronik, seperti televisi, kulkas, AC, dan mesin cuci, juga diproduksi di Cikarang.

“Harga tanah di Cikarang akan menjadi Rp 50 juta per meter. Semua industri yang paling hebat ada di Cikarang. Maka, Cikarang akan menjadi Shenzhen of Indonesia,” kata Chairman Lippo Group, Mochtar Riady. Cikarang akan menjadi pusat ekonomi Indonesia jika semua infrastruktur transportasi sudah terbangun.

Dia menambahkan, mega proyek pemerintah membangun berbagai infrastruktur, seperti bandara dan pelabuhan di Cikarang dan sekitarnya, termasuk railway Cikarang-Tanjung Priok, high speed railway Jakarta-Cikarang, serta railway Jakarta-Bandung yang melewati Cikarang, sudah pasti akan menyerap ribuan tenaga kerja. Kalau sudah seperti ini maka jumlah hunian yang dibutuhkan akan meningkat.

Merespon hal tersebut, Lippo Group meluncurkan 15 tower hunian vertikal sekaligus di Meikarta. Keseriusan membangun kota ini dibuktikan lewat diluncurkannya penjualan 2o0 ribu unit apartemen Meikarta. Masyarakat menyambut antusias penawaran tersebut dan ketika dibuka penawaran pada Kamis (17/8) lebih dari 100 ribu unit apartemen terjual.

Unit-unit yang ditawarkan oleh Meikarta bisa terjangkau oleh seluruh komunitas bahkan masyarakat ekonomi menengah. Harga pasar di sekitar koridor Bekasi-Cikarang yang saat ini dijual di angka Rp 18 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi akan dipotong hingga 50 persen, menjadi 10 juta per meter persegi.

Nantinya, fasilitas kredit pemilikan rumah atau apartemen akan tersedia dengan bunga mulai 8,25 persen. Dengan booking fee Rp 2 juta, selanjutnya dikenakan uang muka hanya 10 persen. Ini yang membuat peminat apartemen di meikarta terus membludak.

 

(Adv)