Liputan6.com, New York Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) jatuh, namun harga bensin melonjak ke level tertinggi dalam 2 tahun, akibat Badai Tropis Harvey yang melanda Pantai Teluk AS.
Badai ini memaksa beberapa kilang minyak, yang mendukung pasokan minyak mentah AS terhenti dan mengganggu produksi bahan bakar.
Melansir laman Reuters, Selasa (29/8/2017), harga minyak mentah AS turun US$ 1,30, atau 2,7 persen ke posisi US$ 46,57 per barel.
Meski harga minyak turun, penghentian kilang minyak membuat harga bensin AS melonjak. Harga spot untuk bensin berjangka AS melonjak 7 persen ke posisi US$ 1,7799 per galon, sebelum turun ke US$ 1,7233.
Advertisement
Baca Juga
Harvey melanda Texas pada hari Jumat. Badai paling dahsyat yang melanda wilayah ini lebih dari 50 tahun dan menyebabkan banjir berskala besar, memaksa kilang di daerah tersebut untuk ditutup.
Harga minyak mentah AS turun karena penghentian kilang minyak dapat mengurangi permintaan minyak mentah Amerika. "Penurunan input ke kilang-kilang akan menghasilkan peningkatan persediaan minyak mentah," kata Tony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging.
Adapun Dolar AS turun ke level terendah dalam 16 bulan terhadap mata uang lainnya. Ini menyusul komentar dari bank sentral pada hari Jumat dan kekhawatiran mengenai badai Harvey bisa mempengaruhi ekonomi AS.
Sebelumnya, Badai Harvey membawa Wall Street bergerak bervariasi. Badai Tropis Harvey melumpuhkan pusat energi Amerika Serikat (AS) di Texas. Saat saham energi dan bank turun, saham teknologi dan kesehatan justru mendorong Nasdaq.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 5,27 poin atau 0,02 persen, menjadi 21.808,4. Sementara indeks S&P 500 naik 1,19 poin atau 0,05 persen menjadi 2.444,24.
Adapun Nasdaq Composite bertambah 17,37 poin atau 0,28 persen menjadi 6.283,02, terdorong saham Apple (AAPL.O) dan Gilead Sciences (GILD.O).
Tonton Video Menarik Berikut Ini: