Liputan6.com, New York Harga emas menguat ke posisi tertinggi dalam 9,5 bulan di tengah pelemahan Dolar. Sementara Euro naik setelah Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) menjelaskan tentang pemulihan ekonomi zona euro pada pertemuan para bankir sentral.
Pada pertemuan di Jackson Hole, Wyoming, Kepala ECB Mario Draghi mengatakan kebijakan moneter ultra-longgar sedang berjalan di Eropa dan pemulihan ekonomi zona euro terus berlanjut. Hal ini mendorong euro ke level tertinggi dalam lebih dari 2,5 tahun terhadap dolar AS, sementara indeks dolar turun
terendah sejak Mei 2016.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman Reuters, Selasa (29/8/2017), harga emas di pasar Spot naik 1,4 persen menjadi US$ 1.309,25 per ounce, setelah naik ke level tertinggi sejak Awal November di US$ 1.309,98. Sementara emas berjangka AS berakhir naik 1,3 persen ke posisi US$ 1.315,30
"Draghi tidak menyebut penguatan euro sebagai rem normalisasi kebijakan. Inilah yang memicu reli laju Euro dan reaksi harga emas," ujar Analis ​​Carsten Menke, Julius Baer.
Di Jackson Hole, Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen juga tidak memberikan acuan tentang kebijakan moneter AS, namun berfokus pada peraturan keuangan. Pedagang mengharapkan kenaikan suku bunga akan lebih lambat.
"Saya pikir itu mungkin membuat investor lebih nyaman. Kemudian soal inflasi juga membuat keraguan apakah The Fed akan menaikkan suku bunga, "kata Ryan McKay dari TD Securities.
Adapun harga perak naik 2 persen di posisi US$ 17,39 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak awal Juni menjadi US$ 17,45 per ounce. Harga Platinum naik 1,3 persen menjadi US$ 984,50 dan Paladium naik tipis 0,5 persen menjadi US$ 934.
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Â