Liputan6.com, Jakarta Pembangunan infrakstuktur seperti jembatan, tol, pelabuhan, bandara, jalur kereta api, dan jalan mendapat perhatian lebih dan juga menjadi prioritas pemerintah saat ini.
Gencarnya pembangunan infrastruktur di era pemerintahan saat ini, dinilai untuk pemerataan taraf hidup masyarakat serta menjadi titik baru pertumbuhan bagi perekonomian Indonesia. Hal tersebut disambut positif oleh industri konstruksi dan bahan bangunan.
Baca Juga
Namun, pembangunan infrakstuktur diberbagai daerah Indonesia tidak mudah laiknya membalik telapak tangan. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi.
Advertisement
Merujuk hal tersebut, Kepala Bidang Standardisasi dan Kerjasama Kementerian PU-PR, Anwar Yamin mengatakan, dalam membangun infrastuktur diperlukan jalan atau akses yang baik. Hal itu tentu akan memotong cost yang mahal.
“Terdapat tiga tantangan untuk membangun jalan. Pertama, biaya yang minim, kondisi cuaca yang berbeda-beda, dan belum meratanya material di daerah tersebut,” ujar Anwar Yamin saat ditemui dalam acara seminar ‘Making the Base Right for Durable Road’ di Sheraton Grand Jakarta, Senin (28/8/2017).
Dari ketiga tantangan tersebut, lanjut Anwar Yamin, Indonesia kerap dihadapi dengan materil yang tidak ada di salah satu daerah. Sebagai contoh, pembangunan di Pulau Mentawai harus mengambil materilnya dari Sumatera Barat.
“Jika kita mengambil materil dari daerah lain, tentu pengeluaran dalam membangun infrastuktur akan lebih tinggi lagi.
Dia berharap diperlukan teknologi dan inovasi mengenai materil yang ada agar bisa membantu pemerataan dalam membangun infrastuktur diberbagai wilayah di Indonesia.
Hal yang sama diutarakan oleh Dosen Universitas Parahyangan, Prof Ir Paulus Pramono Rahardjo. Ia mengatakan banyak kawasan di Indonesia tidak serta merta bisa membuat jalan dengan cara yang sama. Hal tersebut dikarenakan kondisi dan karakter tanah yang berbeda-beda.
“Beberapa daerah tidak bisa dilakukan dengan cara yang sama seperti daerah yang sudah sukses membuat jalan. Karakter tanah yang berbeda-beda menjadi tantangan dalam pembuatan jalanan,” ujar Prof Ir Paulus Pramono Rahardjo.
Sebagai contoh, lanjut Prof Ir Paulus Pramono Rahardjo, wilayah Kalimantan mempunyai karakter tanah yang kerap ambles karena mengandung elemen air. Jadi, tidak bisa dilakukan hal yang sama dalam membuat jalan seperti di pulau Jawa. Perlu adanya material khusus yang bisa membuat jalanan tersebut berfungsi.
Menjawab tantangan itu, PT Holcim Indonesia Tbk mempunyai produk yang bisa menjadi solusi mengenai ketidakstabilan tanah di Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Marketing Director PT Holcim Indonesia Tbk, Dhamayanti Suhita. Ia mengatakan Holcim mempunyai produk yang bernama Solid Road untuk memberikan kestabilan kondisi tanah.
“Solid Road adalah solusi dan produk dari PT Holcim Indonesia Tbk, yang bisa digunakan untuk segalam macam karakter tanah. Produk tersebut tersedia dalam kemasan kantong dan curah sesuai dengan kebutuhan pelanggan," imbuh Dhamayanti Suhita.
Dhamayanti melanjutkan, bahwa saat ini sudah ada proyek yang sedang dikerjakan dengan menggunakan produk Solid Road, seperti proyek di Indralaya, Palembang dan Jawa Timur.
Ia berharap dengan menggunakan produk yang berkualitas dalam pembangunan jalan, bisa memberikan segudang manfaat. Tak hanya bagi masyarakat perkotaan saja, namun merata sampai ke daerah pelosok dalam negeri.
Untuk informasi lebih lanjut, klik www.solusiholcim.com atau Anda bisa hubungi 08001007788.
(ADV)