Sukses

Harga Emas Melejit Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS

Harga emas naik 0,6 persen ke level US$ 1.322,20 per ounce didorong dolar Amerika Serikat melemah.

Liputan6.com, New York - Harga emas naik jelang rilis data ekonomi tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Data ekonomi ini diharapkan memberi petunjuk mengenai langkah kebijakan moneter bank sentral AS atau the Federal Reserve ke depan. Selain itu, dolar Amerika Serikat (AS) tertekan.

Harga emas untuk pengiriman Desember bertambah US$ 8,1 atau menguat 0,6 persen ke level US$ 1.322,20 per ounce. Level itu tertinggi sejak 29 September. Sedangkan harga emas untuk kontrak paling aktif sudah menguat empat persen.

"Harga emas sudah berada di atas level US$ 1.300 dari setiap sesi terakhir. Ini menemukan dukungan untuk jangka pendek, dan kenaikan dalam jangka panjang," ujar Chintan Karnani, Analis di Konsultan Insignia seperti dikutip dari laman Marketwatch, Jumat (1/9/2017).

Ia menambahkan, untuk pertama kalinya bertahun-tahun, para investor juga bertanya apa mereka dapat berinvestasi emas. "Saya belum pernah melihat prospek positif untuk emas dalam dua tahun terakhir," kata dia.

Karnani menuturkan, perdagangan emas cenderung hati-hati juga kunci membuat harga emas gagal tembus angka US$ 1.340. Ini dapat mendorong harga emas lebih rendah.

"Keuntungan penguatan dolar AS, dan jika ada laporan nonfarm payroll dapat mendorong koreksi tajam," kata Karnani.

Adapun sepanjang Kamis waktu setempat, data ekonomi Amerika Serikat cenderung positif. Belanja konsumen naik 0,3 persen pada Juli 2017. Klaim pengangguran secara mingguan cenderung rendah sehingga mengisyaratkan laporan pekerjaan solid secara bulanan.

Meski demikian, dolar AS berbalik melemah pada awal perdagangan sehingga menjadi momentum positif untuk harga emas. Indeks dolar AS pun turun 0,2 persen.

Selain itu, ketegangan terjadi usai Korea Utara menembak rudal ke wilayah udara Jepang juga mendorong kenaikan harga emas pada awal pekan.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: