Sukses

Kemenhub Kebut Pembangunan Pelabuhan Patimban

Pembangunan fisik Pelabuhan Patimban akan dilakukan awal 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan(Kemenhub) memastikan akan mempercepat proses pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Percepatan dilakukan karena proyek Pelabuhan Patimban masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

Direktur Kepelabuhanan Direktorat Jendral Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Chandra Irawan mengatakan pembangunan fisik pelabuhannya sendiri akan dilakukan mulai awal 2018.

"Sesuai dengan jadwal semula, penyelesaian Pelabuhan Patimban untuk Tahap 1 ini berubah dari yang awalnya selesai pada 2020, maka menjadi 2019," kata Chandra di Kantor Kemenhub, Selasa (5/9/2017).

Percepatan ini diperoleh dengan dilakukannya penyempitan beberapa jadwal tahapan proses pembangunan seperti salah satunya tahap pelelangan. Lelang sendiri ditargetkan akan dilakukan pada Oktober 2017.

Ia menuturkan, percepatan ini dilakukan sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, mengingat pentingnya pelabuhan ini untuk mengurangi kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok dan menigkatkan daya saing industri di Jawa Barat.

Adapun pembangunan tahap 1 yang akan selesai pada 2019 diantaranya pembangunan terminal peti kemas dengan ukuran 400 m x 300 m, lapangan peti kemas berkapasitas 250 ribu TEUS, terminal kendaraan yang berkapasitas 218 ribu CBU, akses jalan dan kedalaman alur dan kolam -10 mLWS.

"Total dana yang dibutuhkan untuk membangun tahap 1 phase 1 itu US$ 1,03 miliar. Itu akan kita dapatkan melalui loan dari JICA," tegas dia.

Dalam proyek Pelabuhan Patimban, pemerintah akan menganggarkan dana melalui APBN untuk pembangunan dasar dan pembebasan lahan sekitar US$ 90 juta.

Setelah pembangunan tahap 1 phase 1 selesai, maka akan dilanjutkan ke pembangunan tahap 1 phase 2 ditargetkan akan selesai pada 2023.

Pelabuhan Patimban Bisa Kurangi Macet di Tol Cikampek

Sebelumnya Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi meminta semua pihak yang terlibat dalam pembangunan Pelabuhan Patimban, Jawa Barat, untuk mempercepat realisasi pembangunan jalan tol tersebut.

Peran Pelabuhan Patimban, ujar Budi, sangat penting bagi efisiensi logistik beberapa kawasan industri di Jawa Barat. Selama ini angkutan logistik adalah menuju Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga menimbulkan kepadatan lalu lintas.

"Saya minta ini harus dipercepat, baik di Ditjen Perhubungan Laut, JICA, dalam hal pendanaannya. Kita juga akan coba koordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal pembebasan lahan," kata Budi Karya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 27 Juli 2017.

Selama ini Pelabuhan Tanjung Priok memiliki kapasitas sekitar 6 juta TEUS. Budi menuturkan, jumlah ini tidak akan cukup jika harus menampung seluruh angkutan logistik yang setiap tahun terus tumbuh.

Selain itu, banyaknya kendaraan logistik yang menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok ini menjadikan arus lalu lintas memasuki Jakarta cukup sesak. Salah satunya di jalan Tol Cikampek-Jakarta.

"Jadi nanti juga mengurangi kepadatan arus lalu lintas," ujar Budi Karya.

Pelabuhan Patimban sendiri ditargetkan akan mulai ground breaking pada Januari 2018. Total investasi proyek yang dikerjasamakan dengan Jepang ini adalah Rp 43,22 triliun. Adapun untuk tahap 1 nilai investasi yang dibutuhkan adalah Rp 17 triliun.

"Pokoknya apa yang bisa dikerjakan lebih mudah, kerjakan dulu. Misalnya nanti tahap awal bisa untuk terminal kendaraan," ucapnya.

Seperti diketahui, proporsi pembiayaan Pelabuhan Patimban berasal dari berbagai sumber, yaitu dari Loan 71 persen (untuk break water, pengerukan, reklamasi, dermaga, seawall, trestle, dan jalan akses), APBN 19 persen (untuk lahan ± 372 Ha dan pajak 10 persen), dan KPS 10 persen (untuk peralatan dan pengoperasian).