Liputan6.com, Pyongyang - Pengumuman mengejutkan Korea Utara (Korut) yang tengah mengembangkan bom hidorgen direspons keras oleh banyak negara di dunia. Amerika Serikat yang juga anggota Dewan Keamanan PBB bahkan mengancam untuk memutus semua hubungan dagang negara pimpinan Kim Jong-un ini.
Meski kiprah Korea Utara di dunia internasional tak cukup signifikan, tercatat ada beberapa negara yang menjadi mitra dagang negara komunis ini. Seperti diberitakan Fortune, Kamis (7/9/2017), mitra perdagangan terbesar Korea Utara adalah Tiongkok. Negeri tirai bambu bertanggung jawab mengontrol 90 persen perdagangan internasional Korea Utara.
Selain Tiongkok, beberapa negara yang juga bermitra dagang dengan Korea Utara juga berasal dari Asia. India, Pakistan, Filipina, dan Thailand dilaporkan pernah bekerja sama dengan negara berpopulasi 25,27 juta jiwa ini.
Advertisement
Baca Juga
Di luar Asia, negara yang berbisnis dengan Korea Utara adalah Rusia yang juga menganut paham komunis. Negara kecil di Afrika Barat Burkina Faso bertanggung jawab menyumbang sebagian kecil pendapatan ekspor Korea Utara.
Menelisik laporan Observatory of Economic Complexity dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada 2015, ekspor Korea Utara ke Tiongkok memiliki nilai US$ 2,3 miliar. Tempat kedua ditempati dengan India sebesar US$ 98,7 juta, sementara Pakistan dan Burkina Faso menempati posisi ketiga dan keempat.
Namun, tensi yang menguat di 2017 membuat sebagian negara melepas kerja samanya dengan Korea Utara. Mei lalu, pemerintah India mengumumkan pemutusan kerja sama dagang dengan Korea Utara setelah tensi hubungan antara Korea Utara-Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Pemutusan kerja sama dagang ini berlaku bagi semua barang ekspor, kecuali bahan makanan dan obat-obatan.
Selanjutnya
Korea Utara mengumumkan kesuksesannya dalam melakukan uji coba bom hidrogen pada Minggu, 3 September waktu setempat. Hal itu disampaikan media pemerintah negara Korut.
"Korea Utara sukses melakukan uji coba sebuah bom hidrogen pada rudal balistik antarbenua (ICBM)," demikian pengumuman yang disampaikan pembaca berita veteran Ri Chun-hee seperti dilansir CNN pada Minggu, 3 September 2017.
Sebelumnya, pejabat Jepang dan Korea Selatan telah lebih dulu mengungkapkan hal tesebut setelah otoritas terkait mendeteksi gempa buatan yang terjadi di dekat situs uji coba nuklir Korut.
Ini merupakan uji coba nuklir keenam Korea Utara dan yang pertama sejak Donald Trump dilantik. Peristiwa ini dinilai akan meningkatkan ketegangan yang saat ini sudah tinggi antara pemerintah AS dan rezim Korut.