Sukses

PLN Kaji Pembangunan Infrastruktur Gas Terapung di Belawan

PLN membangun infrastruktur pengolahan dan penyimpanan gas terapung di Belawan, Sumatera Utara.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) sedang studi kelayakan (feasibility study/fs) untuk membangun infrastruktur pengolahan dan penyimpanan gas terapung (Floating Storage Regasification Unit/FSRU) di Belawan, Sumatera Utara.

Direktur Pengadaan Strategis PLN Nicke Widyawati mengatakan, FSRU Belawan dibangun untuk menunjang pasokan gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) unit 3 dan 4. Saat ini dilakukan studi kelayakan pembangunan.

"Belawan itu kita FS-nya sedang dibuat. Karena di situ ada PLTGU yang Sumbagut 3 dan 4," kata Nicke, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (6/9/2017).

Nicke menuturkan, PLN belum memutuskan FSRU tersebut hanya akan menunjang pasokan Bahan bakar ke PLTGU Sumbagut 3 dan 4 atau ke pembangkit lain, karena saat ini masih dalam kajian dampak dalam menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik.

"Jadi kita melihat bagaimana, apakah akan supply itu atau keseluruhan, kita lihat mana yang paling optimal," ujar dia.

Setelah FSRU tersebut beroperasi, Nicke belum bisa memastikan akan menghentikan pasokan gas dari fasilitas regasifikasi Arun‎ di Lhokseumawe, Aceh yang selama ini memasok gas ke pembangkit yang berada di Sumatera Utara dan Aceh. Untuk lokasi pembangunan FSRU akan dibangun dekat dengan PLTGU Sumbagut 3 dan 4.

"Lokasinya justru di dekat Sumbagut 3 dan 4 itu. yang pasti desainnya ada dua pilihan. Apakah FSRU ini hanya untuk memasok Sumbagut 3-4 saja, atau juga yang lain," ujar Nicke.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Konsorsium Bangun PLTGU Tambak Lorok

Sebelumnya anak usaha PT PLN yakni PT Indonesia Power telah menunjuk konsorsium General Electric (GE), Marubeni Corporation, dan PT Hutama Karya (HK) sebagai kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3 Jawa Tengah. Pembangkit listrik yang diperkirakan operasi pertengahan 2020 tersebut akan menghasilkan listrik 780 MW.

Tambak Lorok akan menjadi proyek ketenagalistrikan sepanjang sejarah Indonesia Power dan pembangkit pertama di Asia Pasifik yang menggunakan teknologi turbin gas HA terbaru milik GE.

"Pembangkit listrik tenaga gas dan uap Tambak Lorok berkapasitas 780 MW adalah momentum bersejarah yang penting bagi program 35 ribu MW yang bertujuan untuk meningkatkan pasokan listrik di Indonesia," kata Presiden Direktur Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani di Jakarta, Rabu 19 Juli 2017.

Pembangkit listrik Tambak Lorok menggunakan turbin gas milik GE yakni 9HA.02 dan turbin uap GE D650, generator panas pemulihan uap, dan perangkat pembangkit tenaga listrik pendukung lainnya.