Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero)mengalirkan listrik untuk lima desa di tiga provinsi berbeda untuk memperingati hari pelanggan nasional. Hal tersebut‎ merupakan upaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
GM PLN Wilayah Sulselrabar Bob Saril mengatakan, dengan menyalanya listrik di lima desa tersebut, total pelanggan yang dilayani PLN bertambah sebanyak 1.140 pelanggan.
Total panjang jaringan tegangan menengah dari kelima desa tersebut adalah 18,9 kilometer sirkit (kms), total panjang jaringan tegangan rendah 13,48 kms, dan total daya yang dialirkan sebesar 150 kilo Volt Ampere (kVA).
Advertisement
Baca Juga
"Kegiatan ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar anak-anak dapat belajar pada malam hari. PLN bertekad memberikan benderang di seluruh nusantara. Khusus di Sulsel, akan terlistriki 100 persen pada 2019," ungkap Bob Saril, di Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Bob menyebutkan,‎ lima desa tersebut adalah Desa Pebassian Kecamatan Mamasa Kabupten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat, Desa Tellu Limpoe Kecamatan Mario Riawa Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan, Desa Maroko Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka Utara, Desa Dete Kecamatan Tomia Timur, dan Desa Kulati Kecamatan Tomia Timur Provinsi Sulawesi Tenggara.
Bob menuturkan, berbagai macam medan yang menantang harus dilalui dalam melistriki desa-desa tersebut. Di Tomia misalnya, cuaca laut yang ekstrem dan air laut yang surut menyebabkan kapal pengangkut genset untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Waha Tomia sulit bersandar. Di Desa Maroko Sulawesi Tenggara, minimnya infrastruktur menjadi kendala penyalaan listrik.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Kendala Alirkan Listrik
Sementara di Desa Pebassian, yang menjadi kendala adalah akses jalan licin dan berlumpur. Penyalaan listrik di Desa Tellu Limpoe juga menemui kesulitan karena terletak di daerah pegunungan.
Meski begitu, kesulitan-kesulitan ini tidak menyurutkan semangat petugas PLN untuk memberikan pelayanan terbaik bagi bagi pelanggan. Apalagi dengan adanya dukungan dari masyarakat sekitar.
‎"PLN akan terus bekerja keras untuk mewujudkan mimpi masyarakat yang belum berlistrik hingga ke pelosok," ujar Bob.
Sebelum listik masuk desa, masyarakat di Desa Maroko mengandalkan genset, sehingga penerangan pada malam hari terbatas. Sementara di Desa Pebassian yang notabene masyarakatnya adalah petani mengandalkan turbin air dan penerangan seadanya.
Adapun lokasi lainnya, yakni di Desa Dete dan Desa Kulati Pulau Tomia (isolated system) listrik baru menyala 4 jam, yaitu pukul 18.00-21.00 WITA. Akan tetapi, dengan ada listrik, kegiatan masyarakat yang sebagian besar adalah nelayan akan terbantukan. Apalagi dengan hadirnya genset baru berkapasitas 1 Mega Watt (MW) di PLTD Waha Tomia pada 4 September lalu, masyarakat akan segera menikmati listrik selama 24 jam.