Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pendapatan negara sepanjang Januari-Agustus 2017 mencapai Rp 780,04 triliun. Realisasi tersebut sebesar 53 persen dari total target Rp 1.878,4 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun ini.
"Hingga akhir Agustus ini, penerimaan negara sebesar Rp 780,04 triliun atau 53 persen dari target di APBN-P 2017," ujar Sri Mulyani saat Raker RAPBN 2018 di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Baca Juga
Dari capaian pendapatan negara tersebut, ia menuturkan, penerimaan pajak dalam negeri atau penerimaan perpajakan mencapai 52,6 persen atau Rp 755,82 triliun dari total APBN-P tahun ini yang dipatok Rp 1.472,7 triliun.
Advertisement
Sri Mulyani menilai, capaian penerimaan negara dan penerimaan perpajakan hingga akhir Agustus ini mengalami pertumbuhan cukup baik dibanding realisasi di periode yang sama tahun lalu.
Datanya menunjukkan, dengan adanya program pengampunan pajak (tax amnesty) di Juli-Desember 2016, penerimaan negara hanya 46 persen atau Rp 711,45 triliun di Januari-Agustus 2016 dari total APBN-P. Sementara dari setoran perpajakan sebesar Rp 689,09 triliun atau 45,8 persen.
"Memang ada pertumbuhan cukup baik kalau dilihat dari year on year (YoY). Jadi kita optimistis di tahun ini karena pattern-nya Oktober-Desember, belanja pemerintah naik," Sri Mulyani menerangkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Sementara untuk penyerapan belanja pemerintah pusat, ia mengakui sudah mencapai 50,9 persen atau Rp 695,66 triliun pada 8 bulan ini. Jumlahnya naik sedikit dari realisasi 49,3 persen atau Rp 644,71 triliun di periode yang sama 2016.
Anggaran transfer daerah yang sudah terserap hingga 31 Agustus 2017 sebesar Rp 502,61 triliun atau 65,6 persen dibanding Rp 490,30 triliun atau 63,2 persen di Januari-Agustus 2016.
Dengan demikian, Sri Mulyani bilang, defisit fiskal di APBN-P 2017 sampai dengan akhir Agustus sebesar Rp 224,35 triliun atau 1,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan 8 bulan tahun lalu, capaiannya lebih besar Rp 261,47 triliun atau 2,09 persen terhadap PDB.
"Jadi performa APBN kita coba perbaiki, tapi berjalan secara bertahap sehingga kita bisa meningkatkan kredibilitas. Setiap bulan dilakukan evaluasi terhadap profil penerimaan perpajakan, dan kita akan melakukan penyisiran atas extra effort yang terus dilakukan," tegas Sri Mulyani.