Liputan6.com, Jakarta Harga minyak acuan dunia naik pada perdagangan Kamis kemarin sementara harga minyak acuan Amerika Serikat turun.
Harga minyak acuan Amerika Serikat ditutup melemah setelah pemerintah melaporkan ada kenaikan persediaan minyak domestik dalam 10 pekan. sementara badai Harvey menyebabkan kilang di Texas tutup, berimbas pada turunnya permintaan.
Baca Juga
Minyak acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate turun 7 sen atau 0,1 untuk menetap di level US$ 49,09 per barel di bursa New York Mercantile Exchange, setelah sebelumnya di hari Rabu menyentuh lebvel tertinggi sejak 9 Agustus.
Advertisement
Secara mingguan harga West Texas tetap lebih mahal 3,8 persen.
Harga minyak acuan dunia, Brent naik 29 sen atau 0,5 persen ke level US$ 54,49 per barel pada bursa ICE Futures, menutup perdagangan di level tertingginya sejak 18 April 2018.
Pada Kamis, Departemen Energi dan Informasi Amerika Serikat mengatakan, pasokan minyak mentah domestik AS naik 4,6 juta barel selama sepekan hingga 1 September. Kenaikan itu menyusul penurunan 9 pekan berturut-turut.
Prakiraan untuk data persediaan sedikit berbeda. Analis yang disurvei oleh S & P Global Platts memperkirakan kenaikan 2,7 juta barel untuk harga minyak mentah, namun sebuah survei dari The Wall Street Journal menunjukkan ekspektasi kenaikan 5 juta barel. The American Petroleum Institute melaporkan pada hari Rabu bahwa pasokan minyak mentah A.S. naik 2,8 juta barel pekan lalu.
Output kilang minyak mentah turun 3,3 juta barel per hari pekan lalu, menjadi rata-rata 14,5 juta barel per hari, sementara kilang beroperasi hanya 79,7% dari kapasitas, kata EIA.
"Kami berharap untuk melihat [permintaan mentah] kehancuran permintaan tidak hanya di wilayah Texas tetapi juga di Florida dengan dampak [Badai] Irma," kata Tariq Zahir, anggota pengelola di Tyche Capital Advisors dilansir dari Marketwatch, Jumat (8/9/2017)