Liputan6.com, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) mendorong para pelaku industri termasuk industri asuransi jiwa untuk memanfaatkan momentum perkembangan inovasi teknologi digital dengan mengajak generasi muda Indonesia melakukan kegiatan positif.
Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Bekraf, Poppy Savitri mengungkapkan, Bekraf tengah mendorong para pelaku industri untuk melakukan kegiatan yang berinovasi di bidang digitalisasi.
Bidang yang banyak digandrungi oleh generasi muda masa kini, yang lahir dan besar di era perkembangan teknologi digital. Kondisi ini harus dimanfaatkan guna mengembangkan kreativitas mereka yang bermanfaat bagi masyarakat lebih luas.
Advertisement
Baca Juga
“Kami di Bekraf juga banyak melakukan kegiatan yang mendorong pengembangan kreativitas berbasis digital bagi generasi muda Indonesia untuk dapat menciptakan suatu kreativitas untuk memudahkan kehidupan masyarakat,” paparnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (8/9/2017).
Poppy melanjutkan, gaya hidup masyarakat yang terbiasa melakukan berbagai aktivitas melalui smartphone telah terbukti memberikan banyak manfaat mulai dari efisiensi waktu sampai dengan peningkatan berbagai peluang bisnis di berbagai sektor. Salah satu contoh yang dapat dilakukan adalah menyederhanakan proses pembelian asuransi yang dinilai berbelit-belit dan rumit.
Dengan banyaknya inovasi yang dilakukan, para pelaku industri asuransi dirasa mampu mengubah pandangan masyarakat tentang asuransi dan juga meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk memiliki asuransi.
Ia pun mengapresiasi kegiatan FWD Hackathon 2017 yang diselenggarakan oleh FWD Life kolaborasi bersama Founder Institute. “FWD Hackathon 2017 yang diusung oleh FWD Life merupakan kegiatan yang baik dan kami mendukung apalagi melibatkan generasi muda untuk terlibat berkarya untuk hal yang positif," jelas dia.
Dunia digital bisa memberi dampak negatif atau positif. Hal itu sangat tergantung pada bagaimana kita menggunakan atau memanfaatkannya. Oleh karena itu, tugas kita bersama untuk selalu membuka ruang dan mengarahkan mereka untuk menguasai digital dengan baik dan memanfaatkannya dengan baik untuk tujuan yang positif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
FWD Hackathon 2017
Sejalan dengan fokus Bekraf, FWD Life yang berkolaborasi dengan Founder Institute tengah melakukan roadshow untuk mempromosikan program “FWD Hackathon 2017” untuk memberikan penjelasan detail mengenai puncak kompetisi yang akan dilakukan tanggal 22-24 September 2017 mendatang sekaligus memberikan edukasi mengenai industri asuransi jiwa ke sejumlah daerah seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung.
Program tersebut melibatkan generasi muda untuk bersama-sama menciptakan suatu ide kreatif yang dapat membantu masyarakat mengenal dunia asuransi masa kini dengan memanfaatkan teknologi digital.
Wakil Direktur Utama FWD Life Rudi Kamdani menjelaskan, sebagai pelopor asuransi jiwa berbasis digital di Indonesia, FWD Life memiliki tanggung jawab untuk ambil bagian dalam meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia khususnya dengan pemanfaatan inovasi digital.
Hal ini menjadi perhatian khusus bagi Perusahaan terlebih data OJK per triwulan I 2017 menunjukkan, penetrasi asuransi di Indonesia baru berkisar 2,70 persen yang berarti masih lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain di wilayah Asia seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang sudah berada di level 5 persen.
“Kami memiliki visi mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi dengan memanfaatkan digital teknologi, mengajak generasi muda untuk menciptakan inovasi terbaiknya dalam menciptakan ekosistem digital melalui FWD Hackathon 2017," tutur dia.
Rudi menambahkan, dengan mengadakan kegiatan yang baru pertama kali diadakan di bidang industri asuransi, pihaknya berharap ingin dapat menghasilkan sebuah embrio baru di dunia asuransi yang dapat memperkuat industri asuransi jiwa ke depan, sehingga lebih kompetitif dan memberikan lebih banyak kontribusi untuk negeri.
“Dengan berbagai inovasi digital teknologi, akan terlahir inovasi yang dapat mendukung transformasi bisnis asuransi dari aspek underwriting, manajemen risiko sampai klaim sehingga memungkinkan untuk menciptakan pengalaman berasuransi yang lebih mudah, cepat dan nyaman,” tutup Rudi.
Advertisement