Sukses

Menko Luhut Jajal Penerbangan Internasional ke Bandara Silangit

Menko Luhut melakukan penerbangan ke Silangit untuk mengecek kesiapan bandara tersebut untuk menjadi bandara internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjajal penerbangan internasional dari Singapura menuju Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Ini adalah penerbangan internasional perdana sejak bandara yang menjadi akses menuju Danau Toba tersebut dibangun.

Dalam penerbangan tersebut, Menko Luhut menggunakan jet pribadi. Di Singapura, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tersebut mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan PM Singapura dan juga warga negara Indonesia di negara tersebut.

Menko Luhut melakukan penerbangan ke Silangit untuk mengecek kesiapan sarana dan prasarana bandara tersebut untuk menjadi bandara internasional.

“Oktober ini, Presiden Jokowi akan meresmikan Bandara Silangit sebagai bandara internasional. Jadi, harus benar-benar siap,” kata Luhut dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (9/9/2017).

Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Silangit menyatakan bahwa pengembangan bandara tersebut sehingga berkelas internasional akan selesai pada bulan ini.

"Dipastikan perpanjangan landasan pacu dan terminal internasional akan selesai 15 September 2017. Runway yang tadinya 2.200 meter sekarang menjadi 2.650 m dan lebar yang tadinya 30 meter menjadi 45 meter," jelas Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin beberapa waktu lalu.

Dengan pengembangan tersebut akan membuat Bandara Silangit bisa didarati pesawat-pesawat besar, seperti pesawat tipe 737-800 atau sekelas Airbus 320. "Nantinya penerbangan dari Singapura akan mudah mendarat di sana," tambah dia.

Dengan selesainya Bandara Silangit jadi bandara internasional, lanjut Awaluddin, pencapaian penumpang ditargetkan hingga 500 ribu orang sampai tahun 2019.

Saat ini, pertumbuhan penumpang Bandara Silangit terus mengalami peningkatan pesat. Permintaan yang tinggi tersebut salah satunya didorong peningkatan jumlah wisatawan yang menuju ke Danau Toba.

Awaluddin menambahkan, peningkatan penumpang pasca-menjadi bandara internasional akan diupayakan dengan menarik penumpang dari tiga hub bandara, yakni Bandara Changi Singapura, Bandara Internasional Kuala Lumpur, dan Bandara Suvarnabhumi Bangkok.

"Desain awal kan untuk domestik. Tapi kemudian Kementerian Pariwisata minta dikembangkan untuk mendukung pariwisata di Danau Toba. Yang membedakan dengan bandara domestik prinsipnya hanya penambahan fasilitas Bea Cukai, Karantina, dan Imigrasi," ujar Awaluddin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Dukung Danau Toba

Menteri Pariwisata Arief Yahya memperkirakan, dengan dibukanya akses Bandara Silangit, maka destinasi Danau Toba bergairah. Menpar Arief menyebut Supply creates its own Demand! Itu awal perdebatan untuk mengaktifkan Bandara Silangit bagi pariwisata.

Dikatakan Menpar Arief Yahya, pihaknya sudah mengirim surat kepada Kementerian Hukum dan HAM, agar dapat mempersiapkan tenaga imigrasi untuk Bandara Silangit.

“Kemenkumham sudah mempersiapkan tenaga keimigrasian. Jika Bandara Silangit tidak segera dibangun jadi Bandara Internasional, maka wisatawan akan enggan datang ke Danau Toba, sebab orang kalau sudah waktu tempuhnya lebih dari dua jam perjalanan darat itu tidak akan mau,” ungkapnya.

Untuk membangun kawasan Danau Toba, dijabarkan Menpar Arief Yahya, pemerintah secara umum telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 20 triliun, yang nantinya dana Rp 10 triliun untuk pembangunan infrastruktur dasar, dan Rp 10 triliun untuk pembangunan resor.

“Saat ini, infrastruktur sudah mulai dikerjakan, seperti jalan tol, perbaikan jalan menuju Bandara Silangit yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 350 miliar, perbaikan jalan menuju Bandara Sibisa dan pembangunan jalan inner ring road Danau Toba di Samosir, serta jalan outer ring road di luar Danau Toba,” papar pria asal Banyuwangi ini.