Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita meminta dukungan kepada pemerintah Kanada dalam perdagangan produk minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan turunannya, terutama biodiesel, serta pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kancah internasional.
Hal ini disampaikan Enggartiasto saat melakukan pertemuan bilateral dengan Kanada dan United States-ASEAN Business Council (US-ABC) di rangkaian Pertemuan Para Menteri konomi ASEAN (AEM) ke-49 di Pasay, Filipina.
“Kami meminta Kanada memberikan dukungan kepada Indonesia terhadap CPO dan turunannya, khususnya biodiesel di perdagangan internasional,” kata Enggartiasto dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (9/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, Indonesia mendukung pelaksanaan studi yang komprehensif untuk melihat dampak dari rencana pemberlakuan ASEAN-Kanada FTA terhadap pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Enggartiasto menjelaskan, Indonesia memberikan dukungan terhadap proposal Kanada terkait Exploratory Discussion yang bertujuan untuk pertukaran informasi data perdagangan dan rezim peraturan antara ASEAN dan Kanada dalam menunjang pelaksanaan studi dimaksud.
“Indonesia sebagai country coordinator pada kemitraan ASEAN-Kanada memandang Kanada sebagai mitra ASEAN dengan potensi cukup besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ASEAN," ujarnya.
Datanya menunjukkan, nilai perdagangan ASEAN-Kanada yang mencapai 21,6 miliar Dolar Kanada (CAD) pada 2016. "Keinginan Kanada untuk membentuk FTA dengan ASEAN merupakan sinyal positif bagi dunia bahwa ASEAN itu solid,” jelas Enggartiasto.
Mendag berharap agar Kanada segera merealisasikan kerja sama peningkatan UMKM di ASEAN. Komitmen tersebut tertuang dalam Proyek Kerja Sama Pembangunan Ekonomi untuk UMKM (Canada-OECD Project on ASEAN SMEs) dan merupakan salah satu bagian dari program pertumbuhan ekonomi yang inovatif dan inklusif ASEAN-Kanada.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
RI salah satu tujuan utama investasi AS
Pada pertemuan bilateral dengan Delegasi US-ABC, Enggartiasto menyampaikan bahwa Indonesia terbuka sebagai tujuan utama investasi. Pernyataan ini menanggapi pertanyaan US-ABC terkait cara dan kepastian berinvestasi di Indonesia yang didasari keinginannya untuk dapat berinvestasi dan bekerja sama di sektor farmasi.
Pada pertemuan terebut, Delegasi US-ABC dipimpin oleh Senior Vice President and Regional Managing Director US-ABC Ambassador Michael W. Michalak.
“Indonesia tidak akan membatasi investasi. Sebaliknya, Indonesia akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat mempermudah investasi dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama investasi,” papar Enggartiasto.
Selain itu, US-ABC mengajak kerja sama dengan industriawan Indonesia yang memiliki kemampuan di bidang animasi dan pertelevisian. Hal lain yang diutarakan US-ABC adalah keinginannya untuk dapat memberikan masukan atas rancangan undang-undang sumber daya air, isu keamanan sistem pembayaran dalam mengatur Gerbang Pembayaran Nasional (National Paymet Gateway/NPG), keterbukaan data, dan peraturan pemerintah mengenai e-commerce.
US-ABC juga menanyakan tanggapan Indonesia untuk bergabung dalam TPP Eleven. “Saat ini Indonesia masih terus fokus pada Kemitraan Ekonomi Regional Komprehensif (RCEP),” tandasnya.
Advertisement