Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengajak semua pihak ikut menangani sampah plastik. Pasalnya, jika tidak tertangani dengan baik akan mengancam keberlangsungan generasi masa depan.
Luhut mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah menetapkan 70 persen masalah sampah plastik di Indonesia tertangani pada 2025. Sementara di dunia baru 10 persen sampah dikelola dengan baik. ‎
"Saya pikir ini harus memikirkan betul, karena baru 10 persen sampah yang diolah‎," kata Luhut dalam Nationa Confrence On Waste To Energy, di Jakarta, Senin (11/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Luhut, sampah plastik akan menjadi masalah besar kedepannya jika tidak ditangani, dia mencontohkan di Bali, sampah di pulau dewata tersebut telah mengganggu pariwisata.
Dia pun mengkhawatirkan sampah di laut, kalau dibiarkan akan menjadi mikro plastik kemudian dimakan ikan sehingga ikan di perairan Indonesia mengandung plastik tentunya sangat berbahaya jika ikan tersebut dikonsumsi manusia, akan berdampak buruk pada generasi masa depan Indonesia.
‎"Ini akan berdampak ke generasi selanjutnya, mikro plasti yang dimakan ikan akan membuat anak menjadi bodoh atau stuning," tutur Luhut.
Luhut mengungkapkan, permasalahan sampah tersebut harus ditangani bersama seluruh pihak, saat ini sampah mulai dijadikan bahan campuran aspal, selain itu juga dimanfaatkan sebagai sumber energi.
"Salah satu solusi itu mix aspal tar plastic. Membuat aspal road lebih bagus dan lebih murah 10 persen," tutup Luhut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Aspal dari plastik
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) mendorong pemanfaatan limbah plastik untuk campuran aspal. Setelah Bali dan Bekasi, beberapa wilayah juga akan menjajal aspal limbah plastik tersebut.
Kepala Balitbang Kementerian PU-PR Danis Sumadilaga mengatakan, beberapa lokasi yang akan memanfaatkan limbah plastik itu di antaranya ialah Medan, Surabaya, dan Tol Tangerang-Merak. Dia bilang, saat ini tengah berlangsung proses evaluasi sebelum aspal plastik itu diterapkan.
"Saya sedang evaluasi, ITS ngajak di Surabaya, kemudian Medan. Kemudian Tol Tangerang-Merak mau coba. Sedang kita evaluasi, sedang kita persiapkan dengan baik," ujar dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (28/8/2017).
Danis menuturkan, untuk Tol Tangerang-Merak belum diterapkan pada jalan utama, melainkan pada jalan akses dan di tempat istirahat (rest area). Rencananya, pemanfaatan aspal plastik ini dilaksanakan pada tahun ini.
"Iya mau dipakai, mau dicoba, trial. Ini trial fisik. Cuma di tol itu belum di main road, tapi baru di akses dan rest area. Nanti kita ditentukan," jelas dia.
Sementara itu, dia menuturkan, pemanfaatan limbah plastik di Bekasi akan dilakukan dalam waktu dekat. Meski tak mengatakan secara rinci lokasinya, Danis menuturkan, aspal limbah plastik ini akan digunakan pada jalan kurang lebih 1 km.
"Tadinya akhir Agustus, mungkin agak terlambat sedikit karena persiapan ada masalah adminitrasi mungkin awal September," ujar dia.
Advertisement