Liputan6.com, Jakarta - Saat ini Indonesia dihadapkan pada masalah kekurangan ketersediaan (backlog) perumahan yang jumlahnya mencapai 11,4 juta unit. Masalah ini hanya bisa diatasi oleh para pengembang yang memiliki terobosan dalam menyediakan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group James Riady dalam acara BTN Golden Property Awards 2017 di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Jika defisit perumahan banyak, harus ada terobosan yang belum pernah dipikirkan pemerintah. Kita kan di koridor Cikampek, sudah 25 tahun. Kita tahu perizinannya seperti apa. Semua izinnya sudah ada," ujar dia di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (11/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengungkapkan, sebenarnya kondisi ekonomi dunia dan Indonesia telah mulai kembali membaik. Saat ini Indonesia menjadi pasar properti yang paling menjanjikan di ASEAN. Namun permintaan yang tinggi, belum mampu diimbangi dengan penyediaan perumahan.
‎"Dunia sudah kembali ke level pertumbuhan sebelum krisis. Eropa juga tidak seterpuruk sesuai yang diduga dan yang terbaik adalah Asia Tenggara, dan manalagi kalau bukan Indonesia? Semua indikator makro meningkat, tapi kita bisa lihat kebutuhan-kebutuhan itu masih besar. Masih defisit 11 juta rumah. Tetapi harga rumah tidak terjangkau," kata dia.
Melihat potensi ini, lanjut James, Lippo memutuskan untuk mengembangkan sebuah kota mandiri baru di timur Jakarta, yaitu Meikarta. Bukan tanpa alasan, Meikarta diyakini akan menjadi jantung perekonomian baru dengan didukung kawasan-kawasan industri yang berlokasi Bekasi dan Kawarang.
"Membangun perumahan tidak bisa terpisah dengan kebutuhan investasi infrastruktur, tapi cost recoverynya seperti apa? Semakin luas tentu akan makin berat sekali. Bekasi dan Karawang, 9,6 juta penduduk dan jantung ekonomi Indonesia ada disana, mobil, motor, kulkas.‎ Sudah saatnya kita semua kembali terjun dan ambil inovasi dan resiko yang besar," ujar dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: