Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan akan berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk menjaga laut Natuna, Kepulauan Riau dari berbagai ancaman. Ancaman itu termasuk pencurian sumber daya alam, maupun yang menyangkut aspek pertahanan dan keamanan kedaulatan maritim Indonesia.
"Sekarang kita sedang melihat bagaimana kita mengamankan Natuna. Laut Natuna menjadi penting, baik dari aspek ikan maupun pertahanannya," tegas Luhut saat Rapat Kerja (Raker) RKA K/L dengan Banggar DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Luhut akan mengusulkan pengerahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) lengkap dan terintegrasi di wilayah Natuna untuk menjaga stabilitas keamanan di kawasan tersebut.
Advertisement
"Kami usulkan penggunaan satelit, drone, pesawat terbang, tanker, kapal ikan, kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla), itu nanti satu terintegrasi," ujar Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini.
"Kalau ini berjalan, kita akan menunjukkan negara kepulauan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I-IV bisa dikendalikan sebagai negara maritim terbesar di dunia," ucap Luhut.
Oleh karenanya, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan satu sensor yang dapat mendeteksi keberadaan kapal selam nuklir dari negara lain di Laut Natuna.
"Lalu lalang kapal selam nuklir dari negara tertentu, pasti bisa dimonitor karena kita dan BPPT sudah mengembangkan satu sensor yang ditanam di Selat Sunda. Kita kembangkan sensor itu dengan biaya tidak terlalu mahal," jelas Luhut.