Sukses

Penggunaan Mobil Listrik Tak Kurangi Konsumsi Minyak Dunia

Porsi kendaraan hanya memakan porsi 21 persen dalam konsumsi minyak di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan industri mobil listrik tidak akan mengurangi konsumsi minyak secara signifikan. Pasalnya, kendaraan hanya memakan porsi 21 persen dalam konsumsi minyak di seluruh dunia.

Kepala ekonom Briti‎sh Petroleum (BP) Group Spencer Dale mengatakan, konsumsi minyak dunia saat ini mencapai 95 juta barel per hari. Porsi untuk transportasi darat khususnya untuk mobil tak terlalu besar atau hanya sekitar 20 juta barel per hari. Artinya, porsi konsumsi minyak dunia untuk mobil hanya 21,05 persen saja. 

Oleh karena itu, Spencer menyebutkan bahwa jika seluruh mobil mengganti sumber energi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi listrik, maka konsumsi minyak masih tetap tinggi yaitu di kisaran 75 juta berel per hari.

Dale memperkirakan, penggunaan mobil listrik juga belum terlalu signifikan. Dari 1 miliar jumlah mobil yang beredar di seluruh dunia saat ini, hanya sekitar 2 juta unit saja yang sudah menggunakan energi listrik.

"Jumlah mobil kemungkinan akan meningkat dua kali lipat menjadi 2 miliar dalam 20 tahun, karena meningkatnya kesejahteraan negara berkembang," kata Dale, dalam‎ Statistical Review of World Energy 2017‎, di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Menurutnya, penggunaan mobil listrik ini perlu dukungan dari pemerintah melalui subsidi. Alasannya, mobil listrik mendukung pengurangan polusi udara sehingga perlu mendapat insentif.

"‎Saat ini banyak sekali negara yan memberi subsidi mobil listrik, kita lihat seberapa besar dukungan yang akan kita lihat untuk mobil listrik," tutup Dale.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Target energi terbarukan

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, penggunaan mobil listrik dapat mendukung pencapaian target porsi Energi Baru Terbarukan‎ (EBT) dalam bauran energi. Pemerintah menargetkan bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.

Jonan menjelaskan, pemerintah telah berkomitmen agar porsi penggunakan energi baru terbarukan mencapai 23 persen pada 2025 nanti. Untuk mencapai target tersebut, ada dia sektor yang menjadi andalan yaitu kelistrikan dan transportasi.

"Komitmen pemerintah terhadap EBT tidak berkurang. Seperti kata Presiden pada Desember 2015 lalu bahwa kami berkomitmen untuk mengusahakan bauran energi mencapai 23 persen pada 2025," kata Jonan kemarin.

Untuk sektor transportasi pencapaian target tersebut, bisa didorong dengan penggunaan mobil listrik. Namun untuk mendorong penggunaan mobil listrik. pemerintah tidak bisa kerja sendiri, karena itu akan ada insentif fiskal agar industri mobil listrik dapat berkembang mengikuti negara lain.

"Kalau bisa mulai berjalan, Prancis 2040 sudah tidak boleh menjual mobil bahan bakar fosil, India 2030," tambahnya.

Menurut Jonan, mobil listrik juga akan mendukung peningkatan ketahanan energi. Pasalnya, pasokan listrik untuk mobil listrik berasal dari pembangkit yang sumber energinya berasal dari dalam negeri.

Dengan begitu, kendaraan masyarakat Indonesia tidak lagi mengandalkan bahan bakar minyak sebagai sumber energi yang saat ini sebagian berasal dari impor.