Sukses

Ingin Bahagia? Coba Tinggal di Kota Ini

Bappeda Kota Makassar menyatakan Indeks Kebahagiaan Kota Makassar meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar menyatakan Indeks Kebahagiaan Kota Makassar tahun ini meningkat, yakni 76 persen. Tahun lalu, Indeks Kebahagiaan berada di kisaran 74 persen.

Kepala Bappeda Kota Makassar, A Khadijah Iriani Ridwan ‎mengatakan, hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil survei Indeks Kebahagiaan di mana Bappeda menggandeng lembaga survei PT Celebes Research Center (CRC).

“Survei terakhir yang kita lakukan itu dua tahun yang lalu dan setelah kita lakukan survei lagi ada peningkatan. Berarti ada kepuasan dari masyarakat, peningkatannya itu dari 74 persen menjadi 76 persen. Bahkan kontribusinya ke Sulawesi Selatan itu sekitar 30 persen. Sehingga indeks kebahagiaan masyarakat kita berada di posisi tertinggi,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (15/9/2017).

Hasil survei Indeks Kebahagiaan Kota Makassar tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat serta memberi dorongan kepada pelaku pembangunan agar lebih memperhatikan aspek sosial dalam pembangunannya.

“Pembangunan tidak hanya soal fisik saja, sehingga Indeks Kebahagiaan juga sangat penting untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga untuk menentukan arah pembangunan juga wajib memperhatikan aspek sosial dalam pembangunan,” kata dia.

Selain itu, ucap Iriani, hasil survei itu juga digunakan untuk membandingkan kemajuan pembangunan dari tahun ke tahun dari aspek sosial, yang merupakan kelengkapan indikator dalam kemajuan suatu daerah.

“Beberapa tahun terakhir, Makassar mengalami pertumbuhan yang pesat. Tahun ini pertumbuhan ekonomi mencapai 7,9 persen, lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang hanya 7,42 persen dan nasional 5,6 persen di periode yang sama,” tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jomblo

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Kebahagiaan 2017 terhadap masyarakat Indonesia yang mencapai angka 70,69 pada skala 0-100. Data menunjukkan bahwa orang yang belum menikah alias single atau bahasa lainnya jomblo dan kaum pria paling bahagia di Indonesia.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk, mengungkapkan, penduduk yang belum menikah paling bahagia dengan indeks kepuasan hidup sosial tertinggi 74,05. Sebaliknya, orang dengan status perkawinan cerai, hidup paling tidak bahagia dengan indeks 67,83.

"Penduduk yang belum menikah indeks kebahagiaannya 71,53 atau paling bahagia dibanding yang sudah menikah 71,09, cerai hidup 67,83, dan cerai mati 68,37," kata Kecuk pertengahan Agustus lalu.

Kecuk menambahkan, berdasarkan jenis kelamin, penduduk laki-laki lebih bahagia daripada perempuan dengan indeks kebahagiaan masing-masing 71,12 dan 70,30. "Kalau wanita kan semua terlalu dipikirkan, sedangkan laki-laki biasanya cuek bebek, jadi paling bahagia," ujarnya.

Menurut wilayah, ia mengatakan, penduduk yang tinggal di perkotaan lebih bahagia dibanding di perdesaan, dengan indeks 71,64. Sementara penduduk yang tinggal di desa, indeks kebahagiaannya 69,57 dari skala 0-100.

"Orang kota lebih bahagia dibanding orang desa, karena kepuasan terhadap personal, seperti pendidikan dan pendapatan lebih bagus, pekerjaan lebih oke, termasuk kondisi rumah. Kalau di desa, justru indeks kepuasan hidup sosial paling tinggi, seperti berkumpul dengan tetangga, kondisi keamanan, dan lainnya," ucap Kecuk.