Sukses

Menunggu Keputusan The Fed, Rupiah Bergerak Stabil

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.233 per dolar AS hingga 13.259 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan Senin ini. pelaku pasar mulai mengatur posisi mengantisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (18/9/2017), rupiah dibuka di angka 13.252 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.240 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.233 per dolar AS hingga 13.259 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,76 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka Rp 13.238 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.261 per dolar AS.

Dolar AS terhadap yen Jepang bertahan di level tertinggi dalam tujuh pekan pada perdagangan Senin ini, melanjutkan penguatan 2,8 persen yang telah dibukukan pada pekan lalu.

Dolar AS menguat karena kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS yang memberikan daya tarik tersendiri bagi dolar AS. Selain itu, kenaikan harga konsumen juga membantu menghidupkan kembali ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga di akhir tahun ini.

"Kami melihat bahwa sudah ada beberapa gerakan yang menyesuaikan akan terjadi kenaikan suku bunga di Desember. Sebagian besar memang menunggu keputusan dari the Fed," jelas kepala perdagangan Asia Pasifik Oanda Stephen Innes seperti dikutip dari Reuters.

Bank Sentral AS akan mengadakan pertemuan pada pekan ini. Keputusan kenaikan suku bunga kemungkinan besar akan dikeluarkan pada Kamis waktu setempat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

RAPBN 2018

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pemerintah menargetkan nilai tukar rupiah berada di 13.500 per dolar AS dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Target tersebut lebih lemah dibanding APBN-Perubahan 2017 ini, dengan mempertimbangkan tren kenaikan suku bunga AS dan kondisi di Eropa.

Sri Mulyani memperkirakan, outlook kurs rupiah sampai akhir tahun sebesar Rp 13.400 per dolar AS seiring pemulihan ekspor dan kontribusi aliran investasi langsung asing atau Foreign Direct Investment (FDI). Realisasi nilai tukar rupiah per 7 September ini di level Rp 13.331 per dolar AS.

"Kami harapkan kurs akan stabil pada rentang Rp 13.300-Rp 13.400 per dolar AS di 2017. Outlook sampai akhir tahun ini sekitar Rp 13.400 per dolar AS," ujarnya 11 September lalu.

Di RAPBN 2018, Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah memasang target Rp 13.500 per dolar AS. Lebih lemah dibanding patokan target Rp 13.400 per dolar AS di APBN-P 2017 karena melihat dinamika yang terjadi di dalam maupun luar negeri.

"Ada dinamika kenaikan suku bunga AS, berakhirnya quantitative easing (QE) di Eropa, sehingga harus diperhitungkan dari sisi kurs atau spred suku bunga Indonesia dan negara-negara yang menjadi anchor, seperti AS, Euro dan Jepang," terangnya.