Sukses

Aktivitas Kilang di AS Mulai Beroperasi, Harga Minyak Tergelincir

Harga minyak mentah berjangka AS atau West Texas Intermediate (WTI) naik 2 sen di US$ 49,91 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun ada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), tetapi tetap berada di level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan ini karena kekhawatiran persediaan menumpuk karena kilang pengolahan mulai beraktivitas kembali.

Mengutip Reuters, Selasa (19/9/2017), harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga dunia turun 14 sen menjadi US$ 55,48 per barel. Level tersebut tak berbeda jauh dengan level tertinggi dalam lima bulan terakhir yang ada di angka US$ 55,99 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS atau West Texas Intermediate (WTI) naik 2 sen di US$ 49,91 per barel, mendekati level tertinggi hampir empat bulan di US$ 50,50 per barel.

"Mereka (kilang) mulai bekerja lagi usai badai," jelas analis Again Capital Management, New York, AS, John Kilduff. "Pada pekan ini, pelaku pasar menunggu data persediaan minyak yang kemungkinan membuat harga minyak bearish," tambah dia.

Dengan beroperasinya kembali kilang maka impor di pelabuhan kembali dibuka. Hal tersebut akan mendorong ketersediaan stok. Kilang di seluruh Meksiko dan Karibia mulai beraktivitas kembali setelah tutup beberapa saat usai terjangan badai Harvey dan Irma.

Kilang Deer Park milik United Dutch Shell Plc di Texas menjadi salah satu kilang yang mulai beraktivitas kembali. Kilang ini mampu mengolah 325 ribu barel per hari.

Pada pekan lalu, harga minyak Amerika Serikat menetap di level tertinggi selama 6 pekan dalam harapannya terkait kenaikan permintaan dan upaya dari produsen besar untuk menjaga produksi.

"Minyak Brent memecahkan level US$ 55, level psikologis yang tinggi, memaksa investor untuk menempatkan taruhan bullish di komoditas ini," ujar Kepala Analis pasar di AvaTrade, Adrienne Murphy.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: