Sukses

Untuk Bisa Bertahan, Bisnis Ritel Harus Buka Pasar Baru

Kebijakan pengupahan yang memaksakan adanya kenaikan upah minimum secara signifikan dinilai tidak lagi tepat untuk dijalankan.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini tampaknya menjadi tahun yang berat bagi bisnis ritel untuk tumbuh bahkan sekadar bertahan. Beberapa pemain di bisnis ritel tercatat mulai menutup sejumlah gerai lantaran penjualan yang menurun.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menyatakan, sebenarnya ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan bisnis ritel di tengah kondisi seperti ini. Salah satunya dengan membuka pasar baru di daerah lain.

"Berbagai macam cara seperti dengan membuka pasar-pasar baru. Sebetulnya seperti Lippo Group yang bikin Meikarta itu membuka pasar baru, membuat daerah pertumbuhan ekonomi baru. Itu cukup bagus. Ide-ide seperti itu yang bisa mendorong suatu wilayah menjadi tumbuh," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (20/9/2017).

Namun agar pasar baru di daerah lain bisa menjanjikan, maka perlu adanya pemerataan pendapatan. Hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah agar pemerataan pendapatan ini bisa terjadi.

"Masalah fundamental pada pemerataan pendapatan. Jadi kalau distribution income tidak merata itu akan jadi masalah nantinya. Apalagi kita banyak bergantung pada komoditas dan kalau di daerah banyak bergantung pada proyek pemerintah. Ini yang harus mulai digeser ke produk yang punya nilai tambah, kepada industri," kata dia.

Selain itu, kebijakan pengupahan yang memaksakan adanya kenaikan upah minimum secara signifikan juga dinilai tidak lagi tepat untuk dijalankan. Sebab, kenaikan upah yang tinggi akan memaksa pengusaha untuk melakukan efisiensi tenaga kerja.

Akibatnya akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang pada ujungnya membuat pemerataan pendapatan tersebut semakin sulit untuk terwujud.

"Kebijakan pengupahan sudah tidak bisa lagi, harus di-stop. Karena begitu dia naiknya tinggi maka sektor formal melakukan PHK terus, itu juga tidak bagus. Mungkin PHK jadi cara perusahaan untuk terus bertahan, tapi secara makro itu membuat sisi demografinya menjadi tidak sehat," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Matahari tutup gerai

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan menutup dua gerai di Pasaraya Blok M dan Manggarai pada akhir September 2017.

Sekretaris Perusahaan PT Matahari Department Store Tbk Miranti Hadisusilo menuturkan, penutupan dua gerai itu lantaran kinerja gerai yang belum sesuai target perseroan. Penutupan gerai di Blok M dan Manggarai dilakukan pada akhir September 2017.

"Matahari Department Store Pasaraya Blok M dan Manggarai akan tutup per akhir bulan September. Ini karena kinerja mal yang sepi sehingga akibatkan kinerja kedua gerai tidak sesuai target manajemen," ujar Miranti saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, jumlah pengunjung yang tak sesuai target membuat kinerja dua gerai tersebut tidak sesuai target penjualan. Seperti diketahui, gerai Matahari di Pasaraya baru dibuka pada 2015.

Hingga kini, PT Matahari Department Store Tbk memiliki 157 gerai. Miranti menuturkan, pihaknya akan membuka 1-3 gerai lagi hingga akhir tahun. "Kami akan buka gerai lagi satu di Jawa dan dua di luar Jawa," kata Miranti.