Liputan6.com, Jakarta Seorang pasangan bernama Ho Kwon Ping (65) dan Claire Chiang (66) berhasil menjadi miliarder berkat sebuah tanah yang tercemar yang mereka jadikan peluang bisnis. Berawal dari lebih dari tiga puluh tahun yang lalu, pada tahun 1984 mereka kebetulan menemukan hamparan luas daratan pesisir di Phuket, Thailand, yang dulu merupakan tambang timah.
Dikutip dari AsiaOne.com, pasangan tersebut tidak melakukan banyak pertimbangan, mereka langsung membeli tanah tersebut. Karena, mereka melihat lahan itu dikelilingi oleh lautan biru yang indah. Dari pemandangan yang indah tersebut mereka optimistis bahwa dari tanah tersebut pasti dapat menghasilkan sesuatu. Padahal, sebenarnya tanah tersebut sangat tercemar akibat tambang timah sebelumnya.
Baca Juga
Setelah mengetahui bahwa tanah tersebut tercemar barulah mereka mengadakan pembersihan tanah besar- besaran dengan cara menanam 7.000 pohon. Tujuannya, supaya tanah berfungsi seperti semula. Setelah itu, barulah tanah tersebut mereka dirikan resort dan hotel pertama yang mereka beri nama Banyan Tree.
Advertisement
Sebagai mantan seorang Jurnalis, Ho tidak memiliki pengalaman dalam industri perhotelan. Ho memberanikan diri mendirikan hotel dan resort tersebut dengan menggandeng saudara angkatnya Ho Kwon Cjan dalam merancang bisnis ini.
Tanpa disangka, bisnis Ho berjalan lancar. Ia terus mengembangkan bisnis tersebut. Sampai Ho berpikiran untuk membuat sesuatu yang berbeda dari hotel sebelumnya. Ia memutuskan untuk membuat villa yang memiliki fasilitas kolam renang di dalamnya. Karena menurutnya, saat itu resort atau kamar hotel sudah biasa.
Namun, sayangnya bisnis memang tidak berjalan selalu mulus. Pada tahun 2004, Samudera Hindia menyerang 9 dari 20 resort yang Ho miliki saat itu. Hal tersebut sangat mempengaruhi bisnisnya. Iia mengalami kerugian bersih sebesar US$ 27,5 juta atau setara dengan Rp 366 miliar (US$1: Rp 13.319). Hal ini juga membuatnya harus melakukan pemangkasan terhadap karyawan. Sebanyak 160 orang dari total 1.400 karyawan harus Ia rumahkan.
Walaupun pendapatannya pada selama lima tahun hingga tahun 2010 merupakan pendapatan terendah, yaitu sebesar US$ 224 juta atau sekitar Rp 2 triliun (US$1: Rp 13319). Namun, Ho tetap menjadi orang terkaya di Singapore dengan total kekayaan bersih US$ 345 juta atau Rp 4 miliar.
Ho selalu optimis dengan kesuksesannya. Ia selalu menganggap Asia adalah pasar terbaik bagi bisnisnya. Ia selalu berusaha untuk memahami apa yang konsumen inginkan. Karena, menurutnya pasar yang baik adalah yang berasal dari masyarakat sendiri. (Fransiska Wahyuning)
Â