Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan ingin mengurangi jumlah pelabuhan di wiayah Batam, Kepulauan Riau. Cara yang dijalankan adalah dengan mengawinkan pelabuhan yang tidak produktif. Hal ini untuk membuat kegiatan transportasi laut semakin efisien.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, ‎pelabuhan di Batam sudah terlalu banyak. Namun, belum semuanya memiliki perizinan. Karena itu, dia meminta pengusaha segera mengurus perizinan.
"Banyak pelabuhan di Batam ini, kita evaluasi pelabuhan yang sudah ada tapi belum ada izin, " kata Budi, saat membuka diskusi terkait pelabuhan, di Batam Kepulauan Riau, Minggu (24/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
Kementerian Perhubungan akan menginventaris seluruh pelabuhan yang ada di Batam termasuk juga sarana dan prasarana. Inventaris tersebut untuk mengukur produktifitas dari pelabuhan.
Dia pun ingin pelabuhan di Batam jadi lebih ringkas jumlahnya. Caranya dengan mengawinkan atau menyatukan pelabuhan yang tidak produktif.
"Saya sudah perintahkan pelabuhan yang tidak produktif di-marger saja. Dari ratusan pelabuhan, pasti ada yang tidak kompetitif dikawinkan saja itu,"‎ ungkap Budi.
Menurut Budi, pengurangan jumlah pelabuhan akan membuat kegiatan transportasi laut di wilayah tersebut semakin kompetitif, sehingga dapat menciptakan biaya operasional yang lebih murah bagi operator pelabuhan.
"Semakin banyak pelabuhan, semakin tidak komptitif. Pelabuhan yang tidak produktif kita invertarisir saja. Kekalahan kita ke negara tetangga kita makin banyak memberikan izin. Kita ini dibanding negara tetangga lebih cepat dan murah, artinya ecconomic of scale pelabuhan tidak tercapai," tutup Budi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: