Sukses

Usai Tertekan Dalam, Harga Emas Berpotensi Naik

Pada pekan ini, harga emas masih akan berayun di kisaran US$ 1.300 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tertekan cukup dalam pada perdagangan Jumat kemarin usai Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan pada Desember nanti.

Mengutip nasdaq, Senin (25/9/2017), secara teknikal dengan penurunan tersebut maka harga emas di pekan ini bisa kembali naik karena tekanan yang dialami pada minggu kemarin cukup dalam.

Pada perdagangan Jumat lalu harga emas turun hampir 1 persen ke posisi terendah dalam empat pekan. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun US$ 21,50 per ounce menjadi US$ 1.294,90 per ounce.

Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan kebijakan dua harinya, the Fed mengindikasikan masih mengharapkan satu hal lagi kenaikan suku bunga pada akhir tahun meskipun baru-baru ini inflasi melunak.

The Fed juga mengatakan berencana untuk memangkas kepemilikan aset sebesar US$ 4,2 triliun yang telah dibangun di bangun sejak krisis di 2008.

Pada pekan ini, analis FX Empire Christopher Lewis memperkirakan harga emas masih akan berayun di kisaran US$ 1.300 per ounce. "Jika ada momentum yang tepat harga emas bisa mencapai US$ 1.3002 per ounce," jelas dia.

Namun, harga emas juga bisa mengalami tekanan yang dalam jika terdapat sentimen negatif yang cukup besar. Ia mencontohkan jika data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) bergerak membaik dan mendorong penguatan dolar AS maka harga emas ekan melemah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: