Sukses

Ada Asian Games, Infrastruktur Jakarta Akan seperti Seoul

Kondisi infrastruktur Jakarta saat ini pernah dialami Seoul, ibu kota Korea Selatan, tepatnya pada era 1980-an.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno menyatakan gelaran Asian Games yang akan berlangsung pada tahun depan menjadi momentum pembenahan infrastruktur di Ibu Kota. Hal ini juga diharapkan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat Jakarta.

Sandiaga menyatakan, kondisi infrastruktur Jakarta saat ini pernah dialami Seoul, ibu kota Korea Selatan, tepatnya pada era 1980-an.

"Ingat waktu Korea Selatan di 1980, pembangunannya belum optimial, GDP masyarakatnya masih di angka US$ 5.000," ujar dia di Universitas Al-Azhar, Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Namun, kondisi tersebut berubah. Salah satunya berkat gelaran Asian Games pada 1986, di mana kota tersebut mulai berbenah, hingga saat ini menjadi kota dengan infrastruktur terbaik.

"Di Korea ada Asian Games di Seoul pada 1986, dilanjutkan Olympic pada 1988 juga di Seoul. Di situ mereka menggunakan percepatan pembangunan infrastruktur dan perubahan SDM untuk menyiapkan baik Asian Games maupun Olympic," kata dia.

Sandiaga menilai, gelaran akbar olahraga se-Asia ini juga akan menjadi titik balik pengembangan infrastruktur di Jakarta, khususnya dalam bidang transportasi. Dia berharap dengan infrastruktur yang dibangun, bisa membuat Jakarta jadi ibu kota negara yang bukan hanya maju, melainkan nyaman bagi masyarakatnya.

"Ini adalah momentum kita, semua bergegas, semua bergerak, kereta api bandara sampai Dukuh Atas, itu lagi dibangun segera. Ini LRT lagi kebut-kebutan. Saya melihat momentum ini kita jaga dan kita manfaatkan dengan baik," tandas dia.

Tonton Video Pilihan Berikut Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Pertandingkan 40 Cabang Olahraga

Indonesia akan mempertandingkan 40 cabang olahraga pada Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Jumlah tersebut lebih sedikit dibanding 42 cabang olahraga yang diumumkan Dewan Olimpiade Asia (OCA) pada Maret 2017. Akan tetapi, lebih banyak satu cabang yang sebelumnya diajukan Komite Asian Games Indonesia (INASGOC).

"Sebelumnya, kami sudah menyepakati 39 cabang, tapi kebijakan yang harus kami ikuti adalah kebijakan Olimpiade Jepang 2020, jadi itulah alasan mengapa ada tambahan satu cabang," kata Sekretaris Jenderal INASGOC Eris Herryanto, setelah Indonesia mengungkap rencana final mereka dalam rapat umum OCA pada Rabu (20/9/2017) lalu, seperti dinukil dari Antara, Jumat (22/9/2017).

"Kami didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum, dan mereka akan membangun semua infrastruktur," ucap Herryanto lagi. "Beberapa infrastruktur sudah jadi, tapi sebagian besar akan selesai dibangun sebelum akhir tahun ini. Jadi, kami yakin semua gedung olahraga sudah akan siap semua untuk tahun depan."

"Saya pikir semua paham bahwa ini adalah tanggung jawab yang besar, tetapi sudah lebih dari 50 tahun sejak kami mengadakan Asian Games. Jadi, kami sangat bersemangat dan tidak sabar lagi," imbuhnya.

Indonesia hanya mempunyai sedikit waktu untuk persiapan setelah setuju menjadi tuan rumah pada 2014 lalu. Ini setelah calon tuan rumah sebelumnya mengundurkan diri karena alasan biaya.