Sukses

BI Beri Sinyal Tak akan Turunkan Suku Bunga Lagi

BI memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen pada pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan 7 Days Repo Rate selama dua kali sebesar 25 basis poin pada Agustus dan September ini. Pelonggaran kebijakan moneter ini untuk memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo memberikan sinyal bahwa hingga akhir tahun, BI akan mempertahankan suku bunga acuan terserbut.

"Kami lihat dengan menurunkan bunga ini, tingkat bunga ini sudah cukup memadai. Cukup memadai itu sebenarnya adalah ungkapan yang kami rasa cukup," kata Agus di Hotel Intercontinental, Bandung, Kamis (28/9/2017).

Berbagai faktor yang menjadikan kelonggaran ini dinilai cukup dikarenakan sampai saat ini angka inflasi Indonesia sudah terjaga sesuai dengan yang diharapkan. Tidak hanya itu, transaksi berjalan Indonesia yang dinilai Agus sudah cukup sehat, dimana hingga akhir tahun akan defisit di bawah 2 persen dari Gross Domestic Product (GDP).

Agus mengaku memang masih ada beberapa sentimen global yang masih menjadi perhatian dunia, seperti rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed, serta gejolak yang ada di semenanjung Korea. Namun demikian, angka ini sudah cukup mampu untuk menahan gempuran luar negeri terserbut dengan tetap menjaga kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kita sudah antisipasi kondisi global. Kita juga lihat intermediasi perbankan juga harus ditingkatkan dan kita lihat ini juga baik untuk pertumbuhan ekonomi. Kita lihat dengan kita menurunkan bunga ini, tingkat bunga ini sudah cukup memadai," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

7 Days Repo Rate

Seperti diketahui, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) minggu lalu, memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan. Langkah bank sentral memangkas suku bunga acuan ini konsisten dengan adanya ruang pelonggaran kebijakan moneter dengan rendahnya realisasi dan prakiraan inflasi.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, Dewan Gubernur memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility turun 25 basis poin menjadi 3,50 persen dan Lending Facility turun 25 basis poinmenjadi 5 persen. Keputusan ini berlaku efektif sejak 25 September 2017.

"Kebijakan penurunan suku bunga ini konsisten dengan adanya ruang pelonggaran kebijakan moneter dengan rendahnya realisasi dan prakiraan inflasi tahun 2017 dan 2018," jelas dia di gedung BI.

Dody melanjutkan, prospek perekonomian global diperkirakan semakin membaik terutama di negara maju. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan perbaikan permintaan domestik. Demikian pula, pertumbuhan ekonomi di Eropa membaik seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi dan penurunan ketidakpastian sektor keuangan.

Di negara berkembang, perekonomian China diperkirakan tumbuh lebih baik didukung oleh konsumsi yang kuat dan penyaluran kredit yang meningkat. Peningkatan pertumbuhan di China diperkirakan dapat mengkompensasi penurunan pertumbuhan di India.

Di pasar komoditas, harga minyak relatif stabil dan harga komoditas ekspor Indonesia relatif tetap tinggi, terutama batubara dan tembaga.