Liputan6.com, Jakarta - Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan segera menerbitkan surat utang global berdenominasi rupiah di pasar internasional atau disebut Komodo Bond. Dalam waktu dekat, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan mencuri start dengan menjual Komodo Bond pada minggu pertama November 2017.
Menteri BUMN, Rini Soemarno mengungkapkan, Jasa Marga, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PLN (Persero) sedang mempersiapkan penerbitan Komodo Bond. Salah satunya mengantongi rating dari lembaga pemeringkat internasional.
"Yang sedang mempersiapkan tiga BUMN, yakni Jasa Marga, Wijaya Karya, dan PLN. Yang duluan penawaran dari Jasa Marga pada pekan pertama November ini," tuturnya di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (28/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
Selanjutnya, kata Rini, menyusul Wijaya Karya yang rencananya menerbitkan Komodo Bond pada tahun ini. Terakhir PLN yang diharapkan pada kuartal I-2018.
"Tahun ini mungkin dua, Wijaya Karya dan Jasa Marga. Sedangkan PLN di kuartal I tahun depan. Kan harus dapat international rating, dan itu makan waktu. Harapannya pertengahan tahun depan selesai," ujarnya.
Rini menjelaskan, Komodo Bond merupakan surat utang global berdenominasi rupiah yang akan ditawarkan di luar negeri. Ini merupakan surat utang global mata uang rupiah pertama yang diterbitkan Indonesia.
"Komodo Bond pada dasarnya bond di luar negeri dalam rupiah. Belum pernah kita lakukan, ini pertama kalinya. Karena banyak investor asing yang mau beli bond rupiah, tapi tidak mau transaksinya di Indonesia, tetap di luar negeri melalui Euroclear. Ini yang coba kita grab," ujarnya.
Indonesia mengambil langkah tersebut belajar dari pengalaman negara lain, seperti India yang sukses menerbitkan Masala Bond, surat utang global mata uang Rupee dan China dengan Dim Sum Bond berdenominasi Renmimbi. Komodo Bond diharapkan dapat menjadi sumber alternatif pendanaan untuk pembangunan infrastruktur.
"Iya (untuk pendanaan infrastruktur). Kita lihat India sukses dengan Masala Bond dan China dengan Dim Sum Bond. Kenapa kita tidak bisa, kan kita juga banyak infrastruktur. Jadi kita ingin coba karena baru kemarin roadshow, ternyata mereka (investor asing) sangat tertarik," tukas Rini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Banyak peminat
Sebelumnya, Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, kondisi dalam negeri sedang baik sehingga kemunculan surat utang global berdenominasi rupiah berada pada momen yang tepat. Sejumlah lembaga pemeringkat internasional sendiri memberikan predikat yang baik pada Indonesia.
"Jadi kita melihat ini momentum bagus seperti dipaparkan, Indonesia full investment grade, S&P, Moody's dan Fitch. Dari sisi momentum terhadap support untuk Indonesia aset ada peluang bagus," ujar dia di Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Kemudian, dia menuturkan, surat berharga dengan denominasi rupiah bukan barang baru untuk investor global. Hal tersebut terlihat dari minat investor asing pada surat utang negara (SUN).
"Dukungan investor global terhadap SUN rupiah kan memang sudah cukup bagus, kalau dibilang continue. Beberapa faktor tersebut membuat kita di sini yakin ini adalah instrumen yang patut di-explore," ujar dia.
Direktur Whosale Banking PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar mengatakan, surat utang berdenominasi rupiah akan memberi keuntungan pada investor. Pasalnya, surat utang ini minim risiko.
"Yang bikin yakin bahwa pemerintah bisa kendaliin inflasi, volatility dari rupiah stabil. Karakteristik global bond ini investor mau ambil currency risk, dengan lihat risiko rendah optimis dapat yield jauh lebih baik," tukas dia.
Advertisement