Sukses

Kementan Minta Pemda Bali Tetapkan Harga Ternak Acuan Terendah

Kementan menyatakan harga acuan terendah pada ternak milik pengungsi untuk menghindari sapi dibeli tengkulak.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) meminta Pemerintah Daerah Provinsi Bali agar segera menetapkan Harga Acuan Terendah pada ternak milik pengungsi. Hal itu untuk mengurangi kerugian peternak akibat bencana erupsi Gunung Agung.

Dirjen PKH I Ketut Diarmita mengatakan, hal ini untuk menghindari sapi dibeli tengkulak dengan harga tidak wajar.

"Tiap ke beberapa tempat penampungan ternak, saya selalu sampaikan ke para peternak agar tidak panik dan tidak segera menjual sapinya dengan harga murah," ucap I Ketut Darmita, seperti ditulis Minggu (1/10/2017).

Dia juga menyarankan ke peternak agar sapi yang dijual adalah sapi yang jantan saja. Dia menawarkan menampung induk dan pedet yang betina di tempat penampungan dan pakannnya ditanggung.

Dalam hal ini, peternak dapat memanfaatkan lokasi-lokasi penampungan ternak sementara secara mandiri atau terkoordinir oleh Tim Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

I Ketut Diarmita menjelaskan, populasi sapi di Karangasem saat ini sebanyak 128.000 ekor. Terdapat lima kecamatan terancam dengan total populasi sebanyak 30.000 ekor. Dari 30.000 ekor yang sudah terjual sekitar 10.000 ekor, sehingga target ternak yang harus ditangani ada 20.000 ekor sapi dari wilayah terdampak.

Ditjen PKH mengungkapkan, untuk menahan semua ternak tidak dijual sangat sulit karena peternak membutuhkan uang untuk biaya hidupnya, dan respon dari masing-masing peternak berbeda-beda terhadap situasi sekarang ini.

"Namun demikian, Kementan melalui Ditjen PKH terus berupaya agar semaksimal mungkin dapat meminimalisir kemungkinan kerugian peternak akibat bencana tersebut," tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

I Ketut Diarmita menyampaikan, tindakan yang sudah dilaksanakan oleh Kementan untuk menyelamatkan ternak pengungsi, yaitu :

1. Melakukan Evakuasi ternak, dengan target 20.000 ekor sapi dari wilayah terdampak. Sampai tanggal 29 September 2017 jumlah ternak yang sudah dievakuasi sebanyak 3.357 ekor.

2. Menyediakan tempat penampungan ternak. Sampai tanggal 29 September 2017 sudah tersedia sebanyak 40 titik yang tersebar di 6 Kabupaten.

3. Membentuk Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang terdiri dari Tim Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, dan Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem.

4. Membentuk Posko Siaga Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam rangka Antisipasi Erupsi Gunung Agung Bali

5. Memberikan bantuan berupa: 5 ton pakan konsentrat, 10 ton hay (rumput kering) atau setara 50-60 ton rumput segar, 10.000 dosis obat-obatan, 1 mobil truk untuk evakuasi ternak, pembangunan kandang, atap dan kelengkapannya, serta kelengkapan untuk identifikasi ternak.

6. Memfasilitasi bantuan dari berbagai pihak dan bantuan yang telah diterima dan disalurkan yaitu: pakan konsentrat sebanyak 55 ton dan 9 unit kendaraan truk untuk evakuasi ternak, pakan hijauan (rumput) 3 ton, dan perlengkapan pembuatan kandang seperti bambu, terpal, tali dll.

7. Membuat surat edaran ke seluruh kabupaten/kota se-Bali untuk membuat stok pakan sebanyak mungkin sebagai antisipasi saat terjadi letusan dan abu vulkanik yang membuat rumput tidak dapat dimanfaatkan.

8. Terus mengaktifkan hotline nomor 081238632084 untuk layanan informasi penanganan evakuasi ternak dan kesehatan hewan yang bisa diakses 24 jam.