Sukses

RI Bakal Barter Komoditas dengan Sukhoi, Bagaimana Kelanjutannya?

Penyelesaian proses perjanjian jual beli pesawat Sukhoi SU-35 tergantung jawaban Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, saat ini pihak Indonesia masih terus menunggu jawaban dari Rusia soal komoditas perkebunan yang dibutuhkan dalam proses barter pesawat Sukhoi SU-35.

Dia mengungkapkan, hingga saat ini pihak Rusia belum memberikan kepastian soal komoditas apa saja yang diinginkan untuk bisa dibarter dengan pesawat tempur tersebut. Namun, dia berharap Rusia segera memberikan jawaban agar komoditas yang diinginkan bisa segera disiapkan.

"Ya, tinggal tunggu mereka (Rusia) saja. (Komoditasnya) Belum ditentukan," ujar dia di Hotel JW Marriot, Jakarta, Senin (2/10/2017).

Sementara terkait dengan keinginan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, agar proses perjanjian jual-beli tersebut selesai pada akhir tahun ini, Enggartiasto menyatakan hal tersebut tergantung jawaban dari Rusia.

"(Selesai di Desember 2017?) Ya kalau bisa, tergantung mereka. Kalau mereka selesai (memberikan jawaban), ya selesai," kata dia.

Selain itu, menurut Enggartiasto, tidak perlu ada penandatangan perjanjian lagi antara Indonesia dan Rusia untuk mempercepat proses ini. Sebab, semuanya telah tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) pada Agustus lalu.

"Sudah MoU, enggak perlu agreement," ujar dia.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

RI Bakal Barter Kopi dengan Pesawat Sukhoi Rusia

Sebelumnya, pemerintah Indonesia serius untuk mem‎barter komoditas perkebunan lokal dengan pesawat tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia melalui skema imbal dagang. Hal tersebut menjadi salah satu agenda yang dibahas dalam kunjungan kerja Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke Rusia pada 3-5 Agustus 2017.

Namun, Enggartiasto belum mau menjelaskan secara detail apa saja yang disiapkan oleh pemerintah untuk bisa mendapatkan Sukhoi tersebut. Menurut Enggartiasto, pihaknya masih akan melakukan pembahasan dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

"Saya lagi minta waktu Pak Menteri Pertahanan. Itu nanti biar Pak Menteri Pertahanan yang bicara," ujar dia di Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis, 10 Agustus 2017.

Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke Rusia, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke Rusia untuk menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara BUMN Rusia, Rostec, dan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. Hal tersebut terkait rencana pembelian pesawat tempur Sukhoi SU-35 untuk menggantikan armada F-5 Indonesia yang sudah usang.

"Imbal dagang di bawah supervisi kedua pemerintah ini diharapkan dapat segera direalisasikan melalui pertukaran sebelas Sukhoi SU-35 dengan sejumlah produk ekspor Indonesia, mulai dari kopi dan teh hingga minyak kelapa sawit dan produk-produk industri strategis pertahanan," ujar Enggartiasto.