Sukses

Reformasi Perpajakan Kembali Bantu Penguatan Dolar AS

Sejak pagi hingga sore hari ini, rupiah berada di kisaran 13.469 per dolar AS hingga 13.507 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah tipis pada perdagangan menuju akhir pekan ini setelah sebelumnya bergerak stabil.

Mengutip Bloomberg, Jumat (6/10/2017), rupiah dibuka di angka 13.485 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.464 per dolar AS.

Sejak pagi hingga sore hari ini, rupiah berada di kisaran 13.469 per dolar AS hingga 13.507 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,21 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.485 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.483 per dolar AS.

Dolar AS memang menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan hari ini. Penguatan dolar AS didukung oleh optimisme akan reformasi perpajakan AS. Anggota parlemen akan segera memeprcepat pembahasan sistem perpajakan AS.

Selain itu, penguatan dolar AS juga didukung oleh membaiknya data-data ekonomi seperti data manufaktur, data tenaga kerja dan juga inflasi.

"Setelah mendapat terjangan dari dua badai yaitu Irma dan Harvey, pereknomian AS mulai membaik kembali dan mendorong penguatan dolar AS," jelas analis United Overseas Bank Singapura, Heng Koon How.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hanya berlangsung sementara. Rupiah akan kembali menguat seiring kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional.

Agus menjelaskan, pelem‎ahan rupiah dipengaruhi faktor eksternal. Oleh karena itu pelemahan tersebut hanya akan berlangsung sementara. Saat ini BI dan pemerintah tetap fokus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional untuk menguatkan kembali rupiah.

"Jadi yang bisa saya sampaikan, pelemahan rupiah karena kondisi eksternal dan hanya bersifat sementara," kata Agus.

Melemahnya rupiah masih dalam level normal, karena inflasi masih terkendali serta neraca pembayaran dan cadangan devisa masih dalam kondisi baik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: