Sukses

Penurunan Suku Bunga Acuan BI Pacu Permintaan Hunian Apartemen

Tren positif pertumbuhan penjualan hunian vertikal di Jakarta mulai terjadi sejak semester kedua tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 day reverse repo rate berdampak positif pada bisnis properti. Penurunan suku bunga acuan tersebut berdampak pada penurunan bunga kredit pemilikan apartemen (KPA) yang kemudian menurunkan bunga KPA dan memacu permintaan akan hunian vertikal.

Marketing Director Green Pramuka City, Jeffry Yamin mengatakan, tren positif pertumbuhan penjualan hunian vertikal di Jakarta mulai terjadi sejak semester kedua tahun ini. Penjualan ini diprediksi terus terjadi hingga tahun depan.

"Saya optimis pertumbuhan hunian vertikal akan semakin positif terutama pada tahun depan mengingat pemerintah konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan konsumsi di dalam negeri," kata dia dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (9/10/2017).

Biasanya, lanjut Jeffry, perbankan tidak butuh waktu lama merespon penurunan suku bunga BI tersebut dalam bentuk suku bunga KPA. Penurunan suku bunga KPA akan langsung dimanfaatkan konsumen.

"Sudah pasti industri properti akan langsung merasakan manfaat tersebut karena konsumen yang sebelumnya menahan keinginan belanja properti akhirnya mendapat kelonggaran," dia menjelaskan.

Dia menuturkan, pasar properti di Jakarta yang sempat stagnan sejak 2014 hingga 2016. Namun, di awal 2017 mulai bergeliat.

Menurutnya, jelang akhir tahun 2017 diperkirakan pasar properti akan semakin optimistis setelah melalui Pilkada DKI. Lantaran, hal itu membuat konsumen menahan keinginan investasi pada hunian vertikal.

"Sementara mulai semester kedua tahun ini, konsumen mulai berani berinvestasi pada hunian vertikal di tengah Jakarta yang strategis, terjangkau dan efisien dibandingkan jika mereka memiliki hunian di pinggiran Jakarta," tandas dia.

Tonton Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

BI Beri Sinyal Tak akan Turunkan Suku Bunga Lagi

Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan 7 Days Repo Rate selama dua kali sebesar 25 basis poin pada Agustus dan September ini. Pelonggaran kebijakan moneter ini untuk memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo memberikan sinyal bahwa hingga akhir tahun, BI akan mempertahankan suku bunga acuan terserbut.

"Kami lihat dengan menurunkan bunga ini, tingkat bunga ini sudah cukup memadai. Cukup memadai itu sebenarnya adalah ungkapan yang kami rasa cukup," kata Agus di Hotel Intercontinental, Bandung, Kamis (28/9/2017).

Berbagai faktor yang menjadikan kelonggaran ini dinilai cukup dikarenakan sampai saat ini angka inflasi Indonesia sudah terjaga sesuai dengan yang diharapkan. Tidak hanya itu, transaksi berjalan Indonesia yang dinilai Agus sudah cukup sehat, dimana hingga akhir tahun akan defisit di bawah 2 persen dari Gross Domestic Product (GDP).

Agus mengaku memang masih ada beberapa sentimen global yang masih menjadi perhatian dunia, seperti rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed, serta gejolak yang ada di semenanjung Korea. Namun demikian, angka ini sudah cukup mampu untuk menahan gempuran luar negeri terserbut dengan tetap menjaga kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kita sudah antisipasi kondisi global. Kita juga lihat intermediasi perbankan juga harus ditingkatkan dan kita lihat ini juga baik untuk pertumbuhan ekonomi. Kita lihat dengan kita menurunkan bunga ini, tingkat bunga ini sudah cukup memadai," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Â