Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, perekonomian Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sehat dan stabil. ‎Hal ini didorong oleh permintaan domestik, konsumsi rumah tangga, dan perdagangan internasional yang cenderung membaik.
Dia mengungkapkan, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5 persen. Selain itu, tingkat inflasi juga cukup terjaga di bawah 4 persen.
"Indonesia mencatat inflasi 3,02 persen pada 2016, atau lebih rendah 3,35 persen pada 2015," ujar dia dalam sambutan pada Indonesia-Belgium High Level Roundtable Discussion di Federation of Enterprises in Belgium (FEB) seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (11/10/2017).
Advertisement
Baca Juga
Menurut JK, Indonesia berhasil membukukan surplus perdagangan Rp 7,7 triliun pada 2015 dan ini pertama kalinya setelah tiga tahun mengalami defisit.
"Sebagian besar berasal dari pemulihan harga komoditas. Nilai tukar rupiah terus berlanjut di 2016.‎ Indeks Harga Saham Gabungan menjadi indeks saham berkinerja terbaik kedua setelahnya Thailand di Asia Tenggara pada 2016," jelas dia.
JK mengungkapkan,‎ investor global juga merespon positif terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini.‎ Hal ini terlihat dari total arus masuk investasi ke Indonesia pada 2016 mencapai Rp 612,8 triliun, meningkat sebesar 12,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2015.
"Foreign Direct Investment (FDI) mencapai hampir Rp 400 triliun atau meningkat 8,4 persen. Total realisasi investasi pada 2016 yaitu Rp 612,8 triliun, melampaui target nasional di 2016 sebesar 3 persen," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: