Sukses

BI: Tak Ada Bagi-Bagi Gratis Uang Elektronik di Jalan Tol

Selama ini perbankan menetapkan biaya pembuatan kartu uang elektronik Rp 20 ribu per kartu.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) menegaskan tidak ada program bagi-bagi gratis uang elektronik (e-money) di jalan tol pada 16 Oktober 2017.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Pungky Wibowo menegaskan, informasi yang beredar di masyarakat selama ini ada kesalahan persepsi.

Pungky menjelaskan, apa yang akan dilakukan pada 16 September nanti adalah perpanjangan masa diskon uang elektronik yang sebelumnya dilakukan pada 17 Agustus hingga 30 September 2017. Hanya saja, kali ini diskon tersebut ditambah.

"Jadi, tidak ada pembagian kartu gratis. Yang ada pada 17 Agustus-30 September 2017 itu kita diskon biaya kartunya 50 persen, kini diskon biaya kartunya jadi 100 persen. Itu 50 persen diberikan perbankan dan 50 persennya lagi diskon dari operator," kata Pungky kepada Liputan6.com, Rabu (11/10/2017).

Dijelaskan lebih gamblang oleh Pungky, jika sebelumnya setiap pembelian uang elektronik di jalan tol seharga Rp 50 ribu dengan saldo Rp 40 ribu, maka per 16 Oktober 2017 nanti setiap pembelian uang elektronik Rp 50 ribu, maka saldo yang ada di dalam kartu tetap Rp 50 ribu.

Selama ini perbankan sendiri menetapkan biaya pembuatan kartu uang elektronik Rp 20 ribu per kartu. Jika tak ada diskon, setiap pembeliam uang elektronik Rp 50 ribu, biasanya saldo yang ada di dalam kartu uang elektonik tersebut hanyalah Rp 30 ribu.

"Jadi, intinya kali ini tanpa ada biaya kartu, jadi itu tidak dibagikan gratis. Itu tetap diijual kepada masyarakat, yang harus membeli untuk isi saldo tersebut," ujar Pungki.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perkembangan transaksi

Sebelumnya, Bank Indonesia Kantor Perwakilan DKI Jakarta mencatat penggunaan transaksi nontunai di jalan tol wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) sudah di atas 80 persen.

Kepala Bank Indonesia kantor Perwakilan‎ DKI Jakarta Doni P. Joewono mengatakan, dari 13 gerbang tol yang ada di Jabodetabek, 80,75 persennya sudah menggunakan transaksi nontunai sampai 4 Oktober 2017. ‎Jumlah tersebut berkembang pesat, dari sebelumnya pada Juli 2017 hanya 28 persen.

‎"Perkembangan penetrasi jalan tol nontunai sangat cepat,‎" kata Doni, di Jakarta, Selasa (10/10/2017).

Menurut Doni, untuk mengejar target 100 persen penggunaan transaksi nontunai jalan tol pada 31 ‎Oktober 2017, harus ada 3 juta kartu yang dimiliki masyarakat. Untuk mencapai target tersebut, masih dibutuhkan penyebaran 1,5 juta kartu lagi.

"Karena itu di depan ini menyiapkan 31 Oktober 100 persen segala kartunya dan layanannya. Pernah disampaikan Gubenur BI butuh 1,5 kartu untuk sampai 100 persen di Jabodetabek 800 ribu sampai 1 juta kartu sisanya di luar," tutur Doni.