Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saham tertekan di sektor telekomunikasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Aksi jual investor asing dinilai menjadi salah satu pendorong tekanan di saham emiten telekomunikasi.
Mengutip data RTI, Rabu (11/10/2017), saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk merosot 2,87 persen ke posisi Rp 4.400 per saham.
Saham TLKM sempat berada di level tertinggi 4.550 dan terendah 4.310. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 19.244 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 1,8 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) tergelincir 4,68 persen ke posisi Rp 3.460 per saham. Saham EXCL sempat berada di level tertinggi 3.620 dan terendah 3.400. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 3.211 kali dengan nilai transaksi Rp 31,6 miliar.
Gerak dua saham telekomunikasi itu berbeda dengan saham PT Indosat Tbk (ISAT). PT Indosat Tbk mencatatkan kenaikan harga saham 2,81 persen ke posisi Rp 6.400 per saham. Saham ISAT sempat berada di level tertinggi 6.400 dan terendah 6.175. Total nilai transaksi harian saham Rp 1,4 miliar.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 22,97 poin atau 0,39 persen ke posisi 5.882,78. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,62 persen ke posisi 976,94. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menuturkan, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk alami tekanan didorong aksi jual investor asing.
"Bulan ini saja tercatat aksi jual (saham Telkom) Rp 2 triliun. Sedangkan net sell investor asing di saham EXCL dan ISAT tidak cukup banyak. Kita perkirakan aksi jual itu menekan saham Telkom dalam dua hari ini," jelas Alfred saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, faktor yang mendorong aksi jual investor asing tersebut pun belum cukup jelas. Apalagi dilihat secara fundamental, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, menurut Alfred mencatatkan kinerja baik.
Hingga semester I 2017, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk cetak pertumbuhan pendapatan 13,4 persen menjadi Rp 64,02 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 56,45 triliun. Laba bersih tumbuh 21,9 persen menjadi Rp 12,10 triliun.
Alfred menilai, sektor telekomunikasi masih menarik hingga akhir tahun. Hal itu didukung dari berkembangnya komunikasi dan informasi yang mendukung bisnis data, internet dan lainnya. Alfred menuturkan, saham TLKM menjadi salah satu pilihannya. "Ini didukung dari dominasi Telkom dibandingkan pesaing-pesaingnya. Cakupan Telkom lebih luas," kata Alfred.
Alfred menuturkan, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk berpotensi menguat secara teknikal pada perdagangan saham Kamis pekan ini. "Buy on weakness untuk saham Telkom. Trading buy besok dengan level support 4.290," ujar Alfred.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: