Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk mengakui, sebetulnya ada 1.350 karyawan yang berpotensi kehilangan pekerjaan akibat penerapan 100 persen transaksi pembayaran nontunai di seluruh gerbang tol di Indonesia.
Namun, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini berkomitmen tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga ribuan karyawan tersebut akan dialihfungsikan.
Vice President Operation Management Jasa Marga, Raddy R. Lukman mengungkapkan, total seluruh karyawan perusahaan sekitar 4 ribu orang yang tersebar di kantor pusat maupun kantor cabang. Ia mengakui, para pegawai tersebut berstatus tetap atau tidak ada kontrak.
Advertisement
Baca Juga
"Akibat otomatisasi ini bisa dilakukan pentahapan. Sebenarnya bisa akan hilang atau mengurangi sekitar 1.350 orang. Tahap I ini akan ada 577-600 karyawan, bukan dihilangkan, tapi dialihfungsikan, karena komitmen kami tidak ada PHK," tegas dia saat Konferensi Pers di kantor pusat JSMR, Jakarta, Minggu (15/10/2017).
Lebih jauh kata Raddy, perusahaan akan mengalihfungsikan atau menggeser pekerjaan sekitar 577 sampai 600 karyawan. Prioritasnya, dia mengatakan, menggantikan para pegawai lama yang akan memasuki masa pensiun pada tahun ini.
"Kemana dialihfungsikan? Yakni mengisi yang sudah memasuki purna bakti alami. Jasa Marga sudah operasi sejak 1978 dan tahun ini sudah banyak yang pensiun. Jadi tidak perlu menambah (pegawai), diisi saja oleh mereka (577-600 pegawai)," ujar dia.
Yang lainnya, jelas Raddy, mengisi pada pos-pos pekerjaan sebagai petugas layanan lalu lintas, di rescue, dan lainnya, termasuk petugas informasi yang akan dibuat di wilayah Timur Indonesia. Ribuan karyawan tersebut dapat menjadi petugas informasi terpadu yang menangani tol-tol di Timur.
"Banyak ruas tol yang anak usaha Jasa Marga mulai operasikan, seperti tol Kualanamu, Bawen-Salatiga, Surabaya-Mojokerto tahun depan sudah full operasi. Jadi bisa didistribusikan ke sana," papar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Jasa Marga Jamin Tak Ada PHK
Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menjamin tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para petugas tol. Hal ini seiring dengan diterapkannya transaksi pembayaran tol dengan uang elektronik atau nontunai.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, saat ini jumlah pegawai di grup Jasa Marga sebanyak 9.900 orang, termasuk para petugas pintu tol. Dirinya menjamin tidak akan melakukan pengurangan pegawai atau PHK dan tetap mempertahankan pegawai yang ada saat ini.
"Jadi sebetulnya sampai dengan saat ini, pegawai di Jasa Marga grup itu sekitar 9.900 orang, jadi tidak sampai 10 ribu. Kami tidak melakukan PHK atas pengurangan petugas karena memakai elektronifikasi," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat 6 Oktober 2017.
Desi menuturkan, Jasa Marga tetap akan membutuhkan pegawai dalam jumlah yang banyak. Sebab, pada saat yang sama, BUMN tol tersebut akan mengoperasikan lebih banyak ruas tol.
"Karena pada saat yang sama jumlah jalan tol yang akan dioperasikan Jasa Marga itu double. Jadi ini saat ini kami mengoperasikan 625 km dan dalam waktu dekat akan menjadi 1.260 km. S‎ebagaimana diketahui walaupun memakai elektronikfikasi atau e-toll bukan berarti tidak ada petugas," jelas dia.
Jika nantinya ada kelebihan jumlah petugas di lapangan, lanjut Desi, manajemen akan mengatur dan memindahkan para petugas tol tersebut untuk tugas lainnya.
"Kemudian petugas yang memang berlebih juga akan kami alihtugaskan ke tempat-tempat lain, karena memang kami dalam posisi dalam saat ini betul-betul ingin meningkatkan pelayanan, artinya service yaitu dengan operasi maupun dengan pemeliharaan dari jalan tol. Sehingga seluruh karyawan akan tertampung di seluruh Jasa Marga grup," ujar dia.
Advertisement