Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menargetkan penyelesaian pembiayaan (financial close), Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa I lebih cepat dari jadwal
Authorized Representative of Consortium Pertamina-Marubeni-Sojutz, Ginanjar mengatakan, setelah Penandatanganan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) PLTGU Jawa I dilakukan pada 31 Januari 2017, Pertamina beserta konsorsium akan menyelesaikan proses financial close dengan pemberi pinjaman (lender).
Baca Juga
"Jawa 1 kontrak sudah final stage dengan supporting partner kayak General Electric, Samsung, semuanya sudah gearing up. PPA kan sudah efektif. Kita sekarang sedang intensif dengan lender untuk financial closing," kata Ginanjar, dalam acara LNG to Power Seminar, di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (16/10/2017).
Advertisement
Ginanjar mengungkapkan, jadwal financial close dilakukan pada September 2018. Namun, Pertamina ingin proses tersebut dipercepat waktunya menjadi Juni 2017. Keinginan tersebut sudah didiskusikan dengan pihak lender.
"Kita tarik ke belakang lebih cepat lagi. Kalau sign September, kalau digeret ke Juni. Tapi ini subject to diskusi dengan lender," ujar Ginanjar.
Menurut Ginanjar, PLTGU Jawa I merupakan proyek yang menjanjikan. Pasalnya, Pertamina selaku pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) proyek tersebut juga menjalankan bisnis LNG. Kondisi ini seharusnya membuat lender tidak ragu melakukan financial close.
"Proyek ini kan 80 persen oleh lender, harus intensif dengan mereka. Tapi, uniknya gini, lenders ini kan proyek ini enggak ada goverment guarantee, lender mau masuk. Dan lenders melihat ini LNG to power, Pertamina main di power dan main di LNG, seharusnya ini ga membuat nervous lender," tutur Ginanjar.
PLTGU Jawa I merupakan pembangkit listrik berbasis gas pertama di Asia yang mengintegrasikan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) dengan PLTGU (Combined Cycle Gas Turbine/ CCGT).
PLTGU ini akan dibangun di Cilamaya, Jawa Barat. Dengan kapasitas 1.760 MW, PLTGU Jawa I menjadi pembangkit listrik berbahan bakar gas terbesar di Asia Tenggara.
Proyek PLTGU Jawa I senilai US$ 1,8 miliar. Proyek ini merupakan kolaborasi internasional yang melibatkan 18 mitra Internasional maupun domestik yaitu Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa.