Sukses

3 Tahun Jokowi-JK, Ekonomi RI Tumbuh Positif

Pemerintah akan berupaya menurunkan tingkat inflasi di kisaran 3,5 plus minus 1 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sudah memasuki usia tiga tahun. Pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, kesenjangan pendapatan orang miskin dan kaya (gini ratio), maupun inflasi tercatat mencapai hasil yang positif.

"Dari angka indikator makroekonomi selama tiga tahun, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, pengangguran, gini ratio, semuanya positif," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution saat Konferensi Pers di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa (17/10/2017).

Darmin menyebut, beberapa indikator makro yang menunjukkan ekonomi Indonesia dalam kondisi baik, antara lain pertama, pertumbuhan ekonomi. Dijelaskannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2013 ke 2014 mengalami perlambatan dari 5,56 persen bergerak ke bawah menjadi 5,01 persen.

Selanjutnya, realisasi pertumbuhan ekonomi nasional mengalami penurunan menjadi 4,88 persen di 2015. Kemudian mulai membaik atau pulih di 2016 dengan capaian pertumbuhan 5,02 persen. Sementara hingga semester I-2017, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,01 persen dan targetnya sebesar 5,2 persen di 2017.

"Tadinya melambat, lalu mulai membaik dan menjadi lebih cepat lagi. Mudah-mudahan, pertumbuhan ekonomi di tahun ini bisa mencapai 5,2 persen. Tentu saja semua ini tergantung ekonomi dunia," Darmin menerangkan.

Indikator makro kedua, sambungnya, realisasi pendapatan per kapita per tahun secara konsisten membaik. Dari datanya, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia pada 2014 sebesar Rp 41,92 juta per kapita per tahun, lalu naik menjadi Rp 47,96 juta per kapita per tahun pada 2016.

"Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara konsisten membaik," tegas Darmin.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu juga menunjukkan data indikator ketiga, yakni tingkat kemiskinan. Sejak Maret 2014, diakui Darmin, tingkat pengangguran konsisten bergerak turun hingga saat ini, dari 10,96 persen menjadi 10,64 persen di Maret 2017.

Keempat, tingkat pengangguran dituturkan Darmin, tidak mencapai hasil yang konsisten. Sebab pada Agustus 2014, tingkat pengangguran turun menjadi 5,81 persen tapi kemudian naik lagi di Agustus 2015. Namun setelah itu, tingkat pengangguran turun terus sampai dengan Februari 2017 yang sudah berada di angka 5,33 persen.

"Kelima, data gini ratio konsisten turun terus dari September 2014 masih 0,408 menjadi 0,393 di periode Maret 2017," terangnya.

Data terakhir adalah realisasi inflasi. Darmin mengungkapkan, dalam tiga tahun pemerintahan Jokowi, laju inflasi menurun dari 4,49 persen (YoY) pada September 2014 menjadi 3,72 persen (Yoy) pada September 2017.

"Sebelum krisis 1998, inflasi kita selalu dobel digit. Tapi setelah krisis, ekonomi kita makin terbuka, kebijakan makin baik, lalu inflasi pelan-pelan turun," ujarnya.

Pada lima tahun lalu, dia bilang target inflasi pemerintah berkisar 4 plus minus 1 persen. Namun saat ini trennya terus menurun. Termasuk target inflasi di tahun ini diperkirakan berada dalam kisaran sasaran inflasi 4 plus minus 1 persen. Dalam APBN-P 2017, pemerintah mematok target inflasi 4,3 persen.

"Tiga tahun terakhir sebetulnya kita mencatat inflasi di bawah 4 persen. Itu artinya 3,5 plus minus 1 persen. Walaupun inflasi dari administered prices cukup tinggi 9,9 persen, tapi volatile food cukup rendah, inflasi inti rendah, dan inflasi umum di bawah 4 persen," jelasnya.

Darmin mengatakan, pemerintah akan berupaya menurunkan tingkat inflasi di kisaran 3,5 plus minus 1 persen. "Mudah-mudahan dilanjutkan pemerintahan selanjutnya pada dua-tiga tahun ke depan, inflasi bisa bergerak 3 plus minus 1 persen. Setelah itu 2,5 plus minus 1 persen. Dengan begitu, kita bisa setara dengan negara-negara yang tumbuh perekonomiannya," tuturnya.

Untuk data indikator makroekonomi Indonesia selama tiga tahun pemerintahan Jokowi, Darmin menegaskan, bahwa kualitas pertumbuhan ekonomi bagus. "Capaian ekonomi makro kita bagus, termasuk kualitas pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi berada dalam kisaran 5 persen dan telah berhasil menurunkan tingkat ketimpangan, pengangguran, dan kemiskinan," tandas Darmin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: