Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berupaya menekan disparitas harga kebutuhan pokok di wilayah pinggiran, terpencil, dan terluar di Indonesia. Salah satunya dengan Program Tol Laut. Tol Laut sendiri merupakan pengangkutan barang berjadwal melalui laut.
"Tol Laut merupakan program nasional yang dicanangkan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi yang dilatarbelakangi masih adanya kesenjangan (disparitas) harga yang cukup tinggi antara wilayah Indonesia Bagian Barat dengan wilayah Indonesia Bagian Timur," ujar Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Wahju Satrio Utomo saat membuka Rakornas Tol Laut di Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Wahju mengatakan, sejauh ini program tersebut berjalan dengan baik. Terlebih, pemerintah telah mengeluarkan payung hukum terkait pelaksanaan Tol Laut.
Advertisement
Baca Juga
"Dari sisi regulasi, saat ini telah dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang Dari dan Ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan, yang ditindaklanjuti dengan diterbitkannya beberapa peraturan pelaksanaannya," jelas dia.
Memang, dia mengakui pelaksanaan Program Tol Laut masih menghadapi beberapa tantangan. Di antaranya, masih belum optimalnya muatan kapal khususnya muatan balik dari Indonesia Bagian Timur ke Indonesia Bagian Barat.
"Untuk itu, ke depan pemerintah terus mendorong optimalisasi muatan balik dari daerah melalui sinergi dan koordinasi yang baik antara Pemerintah Daerah, BUMN, dan masyarakat setempat sehingga dapat meningkatkan kapasitas angkut serta meningkatkan perekonomian daerah setempat," jelas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Tol Laut Bermula dari 3 Trayek
Sementara, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Bay M Hasani menerangkan, Tol Laut mulai dilaksanakan sejak 4 November 2015 yang diawali dengan peluncuran tiga trayek. Dia menambahkan, sejak saat itu trayek terus bertambah dan menjadi 13 sampai sekarang.
"Dalam kurun waktu 3 tahun, perjalanannya terus mengalami peningkatan, dan pada tahun 2017 trayek tol laut bertambah menjadi 13 trayek. Tujuh trayek dilaksanakan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT Pelni) melalui penugasan dan enam trayek dilaksanakan oleh perusahaan angkutan laut swasta," ujar Bay.
Lebih lanjut Bay mengatakan, keberhasilan penyelenggaraan Tol laut didukung pula dengan adanya sinergi antara Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN, dan Pemerintah Daerah melalui program Rumah Kita.
"Rumah Kita berada di 19 lokasi dengan penanggung jawab yang berbeda-beda untuk memaksimalkan peranannya sebagai tempat untuk menampung barang-barang yang dibawa kapal tol laut dan dari daerah yang disinggahi tol laut," tandas dia.
Advertisement