Liputan6.com, Jakarta - Krisis teluk yang terjadi antara Qatar dan empat negara Timur Tengah lain nampaknya belum menemukan titik terang. Kali ini, negara kaya raya ini dilaporkan baru saja memblokir salah satu anggota keluarga kerajaan.
Alasannya, karena ia dekat pemerintah Arab Saudi. Keluarga Kerajaan Qatar yang dibekukan rekeningnya adalah Sheikh Abdullah bin Ali Al Thani. Ia mengungkap kejadian ini dengan mengunggah status twitter pada Sabtu lalu.
"Pemerintah Qatar menganugerahi kehormatan kepada saya dengan membekukan semua rekening bank saya," kata Sheikh Abdullah bin Ali Al-Thani, seperti yang dilansir thenational.ae, Selasa (17/10/2017).
Advertisement
Baca Juga
Sheikh Abdullah bin Ali Al Thani memang sosok pejabat yang kontroversial di kalangan keluarga kerajaan Qatar. Pejabat yang aktif di twitter ini mengklaim bahwa dirinya adalah sosok krusial dalam proses mediasi Qatar - Arab Saudi.
Agustus lalu, Sheikh Abdullah bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, untuk menjadi mediator untuk menegosiasikan pembukaan perbatasan darat kedua negara. Ini agar para jemaah haji Qatar bisa melintas untuk melakukan ibadah haji.
Ini merupakan pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara setelah krisis diplomatik."Saya harap Qatar bisa kembali bergabung dengan saudara satu teluknya, karena tidak ada pihak lain yang bisa diandalkan," tulisnya dalam twitter.
Namun, pemerintah Qatar menyangkal hal tersebut. Menurut mereka, pertemuan Sheikh Abdullah bin Ali Al Thani dan Arab Saudi hanya bersifat personal bukan utusan pemerintahan. Sheikh Abdullah adalah salah satu anggota keluarga kerajaan Al-Thani. Namun dia telah diasingkan ke luar negeri meskipun masih menjalin hubungan baik dengan klannya.
Dia selama ini dikenal sebagai seorang oposan kerajaan Qatar, yang secara terbuka mengkritik pemerintah di negara tersebut. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir telah memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni 2017. Ini terkait tuduhan negara kaya minyak itu mendukung tindak kekerasan dan terorisme. Pemerintah Qatar membantah tudingan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini: