Sukses

Schroders Gandeng Bareksa Jual Reksa Dana Rp 100 Ribu

Ada kerja sama Schroders dan Bareksa juga untuk beri edukasi kepada calon investor.

Liputan6.com, Jakarta - Manajer investasi PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders) resmi menjalin kerja sama dengan platform marketplace reksa dana Bareksa.com.

Dengan kerja sama ini, produk reksa dana Schroders tersedia atau bisa dibeli melalui Bareksa.com. Sebanyak tujuh produk reksa dana tersedia di Bareksa.com. Adapun produk tersebut bisa dibeli dengan hanya Rp 100 ribu.

Direktur Utama PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, produk reksa dana yang dijual terdiri dari reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran. Produk tersebut yakni Reksa Dana Schroder Dana Likuid, Reksa Dana Schroder Dana Kombinasi, Reksa Dana Schroder Dana Terpadu II, Reksa Dana Schroder Dana Mantap Plus II.

Ada pula Reksa Dana Schroder Dana Andalan II, Reksa Dana Schroder Syariah Balanced Fund, dan Reksa Dana Schroder Dynamic Balanced Fund.

Dia mengatakan, produk yang ditawarkan tersebut sejalan dengan investor yang tengah disasar, yakni investor pemula, sehingga tingkat risikonya pun disesuaikan.

"Di sini kita ingin sasar investor pemula yang belum mengerti investasi reksa dana, dengan adanya kombinasi fund yang disediain konservatif dan media digital kita berharap mereka belajar," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (18/10/2017).

Dia menambahkan, ada kerja sama ini juga untuk memberi edukasi kepada para calon investor. Lantaran selama ini edukasi dilakukan melalui seminar dan lain sebagainya.

"Kita ingin education, itu akan lebih banyak lewat media digital, karena selama ini tidak masuk digital. Education melalui seminar gathering," sambungnya.

Komisaris Bareksa.com Karaniya Dharmasaputera menerangkan, perkembangan digital sangat pesat. "Saya enggak sebut merk apa, tapi saya dengar, e-commerce player kita no 3 atau 4 gross merchandise value-nya per hari sudah lebih besar dari nilai transaksi value di Ramayana dan Matahari combine," jelas dia.

Dia menuturkan, hal itu tak menutup kemungkinan terjadi pada industri keuangan. Dia menuturkan, perkembangan digital juga bisa dimanfaatkan untuk memperdalam penetrasi inklusi keuangan.

"Saya kira problem distribution, karena negara kita begitu luas, penetrasi bank cuma 30 persen, sementara penetrasi internet 50 persen, penetrasi mobile sudah 130 persen. Ini membuka banyak opportunities yang bisa dimanfaatkan industri keuangan yang sebagaimana di negara-negara lain," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: