Liputan6.com, Jakarta Satu lagi investor yang menanamkan investasi di sektor kesehatan. Awal Bros menanamkan investasi Rp 150 miliar untuk membangun rumah sakit di wilayah Bekasi Timur yang rencananya segera diresmikan pada November.
“Nilai investasi yang kami siapkan untuk pembangunan dan pengembangan rumah sakit ini sekitar Rp 150 miliar. Untuk fasilitas saat ini kapasitas tempat tidur 100, tapi kami siapkan mencapai 230 tempat tidur,” ujar Chief Operating Officer RS Awal Bros Leona Karnali dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/10/2017).
Baca Juga
Tercatat saat ini, rumah sakit Awal Bros telah menjangkau beberapa wilayah, antara lain di Batam, Bekasi Barat, Pekanbaru, Tangerang, Jakarta, Makassar, Ujung Batu, Panam. Kemudian di Bekasi Timur yang rencananya akan diresmikan pada November 2017 dan Palangka Raya dalam waktu dekat ini.
Advertisement
“RS Awal Bros melayani masyarakat di kawasan tersebut untuk menopang kehidupan di sana,” ujar dia.
RS Awal Bros yang dihadirkan di wilayah Bekasi Timur akan memberikan pelayanan dengan RS tipe B. Salah satu yang ditekankan adalah pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung dan vaskuler. Keberadaan rumah sakit ini guna memenuhi kebutuhan masyarakat dimana karakter wilayah tersebut dekat dengan wilayah Industri.
“Misalnya trauma centre yang sesuai kebutuhan. Ada juga klinik ibu dan anak yang dikembangkan di sana sehingga sesuai kebutuhan masyarakat di sana,” pungkasnya.
Data Kementerian Kesehatan 2016 menyatakan secara nasional saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 258 juta jiwa dengan ketersediaan tempat tidur sebesar 319 ribu sehingga rasionya sebesar 1,23 persen. Namun, ketersediaan tempat tidur rumah sakit masih belum merata antar daerah.
Director of Quality Assurance RS Awal Bros dr Dini Handayani mengatakan, keselamatan merupakan hak yang harus diberikan rumah sakit sebagai fasilitas layanan kesehatan. Terlebih jika kondisi pasien tergolong pasien triage atau gawat darurat. Pelayanan ekstra pun semestinya diberikan oleh rumah sakit sesuai dengan prosedur yang standar dan tepat.
Dia menjelaskan pasien yang berstatus gawat darurat harus mendapatkan prioritas utama. "Standar evidence base untuk pasien di seluruh dunia harus sama. Standarnya pasien diselamatkan dulu dan levelnya tidak boleh dibedakan," ujar dia.
Lanjut Dini, rumah sakit harus memberikan jaminan keselamatan, keakuratan, hingga kenyamanan pasien baik saat datang hingga pulang dari rumah sakit dipantau oleh tim medis.
Di tengah fokus perusahaan dalam memberikan layanan kesehatan masyarakat, empat dari sebelas rumah sakit yang tergabung dalam jaringan rumah sakit Awal Bros meraih akreditasi international dari Joint Commision International (JCI).
Akreditasi tersebut diperoleh setelah tim JCI yang berpusat di Amerika Serikat melakukan survei di Rumah Sakit Awal Bros Tangerang, Rumah Sakit Awal Bros Bekasi, Rumah Sakit Awal Bros Batam dan Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru pada tahun 2014 ini.