Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik sentra industri pengolahan perikanan terbesar se-Asia Tenggara, yang akan dibangun di Natuna, Kepulauan Riau. Saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan total 5 ribu kilo Watt (kW) sudah siap dioperasikan.
Manager Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah mengungkapkan,‎ saat ini PLN sudah mengoperasikan PLTD berkapasitas 1.000 kW, untuk memenuhi kebutuhan tempat pendingin ikan (cold storage) Selat Lampa Natuna berkapasitas 200 ton per hari yang beroperasi pada Mei 2017.
Baca Juga
"Jadi mesin 1.000 kW sudah mensuplai cold storage bulan Mei sudah beroperasi PLN harus siap," kata Dwi, di PLTD Selat Lempa, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (19/10/2017).
Advertisement
Dalam dua tahun ke depan, di lokasi cold storage tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membangun ‎sentra industri pengelolaan perikanan terbesar se Asia Tenggara. Sehingga kebutuhan listrik akan meningkat menjadi sekitar 3 ribu kW.
Mengantisipasi peningkatan kebutuhan tersebut, PLN telah menyiapkan PLTD baru berkapasitas total 5 ribu kW. Saat ini, lima mesin pem‎bangkit yang masing-masing berkapasitas 1.000 kW tersebut telah diuji coba masuk ke dalam jaringan kelistrikan Ranai, di Natuna.
Menurut Dwi, pengoperasian pembangkit baru tersebut membuktikan, PLN siap melistriki pusat industri pengelolaan perikanan‎ terbesar se Asia Tenggara.
"Ini akan jadi sentra perkianan terbesar se Asia Tenggara, PLN sudah menyiapkan pasokan listriknya," ujarnya.
Dwi melanjutkan, jika 5 mesin pembangkit sudah beroperas‎i maka total pasokan listrik di Selat Lampa menjadi 6 ribu kW atau 6 Mega Watt (MW). Listrik tersebut tidak hanya dialirkan ke sentra industri perikanan, tetapi infrastruktur lain yaitu perumahan dan pangkalan militer yang saat ini sedang dalam proses pembangunan.
‎Selain itu, sudah ada calon pelanggan baru membutuhkan listrik 550 kilo volt ampere (kva) untuk cold storage nelayan tradisional dan 1.100 kva, serta ada dua desa dihuni 300 keluarga yang akan dilistriki dengan total daya 150 sampai 190 kW.
"Jadi tambahan 5 MW ini bisa terserap sampai 60 persen ini sudah bagus, sisanya bisa memikul sistem ranai," tutup Dwi.