Sukses

Mau Naik MRT, Berapa Bayarnya?

Tarif komersial atau tanpa subsidi sekitar Rp 17 ribu-Rp 20 ribu dengan rute Lebak Bulus hingga Bundaran HI.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah menghitung tarif MRT untuk fase I yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Tanpa subisidi alias komersial, tarif MRT dari Lebak Bulus sampai ke Bundaran HI sekitar Rp 17 ribu-Rp 20 ribu per orang.

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, tarif tersebut berdasarkan hasil kajian terbaru dengan mempertimbangkan jumlah penumpang 173 ribu per hari.

"Hasil kajian consultant berdasarkan riderships 173 ribu-175 ribu per hari. Itu dihitung investment cost kita dapat Rp 17 ribu- Rp 20 ribu," kata dia di Jakarta, Kamis (19/10/2017).

Namun begitu, dia menuturkan, belum bisa memastikan tarif yang benar-benar diterapkan ke penumpang. Lantaran, pemerintah provinsi akan memberi subsidi supaya harga tiket bisa dijangkau masyarakat.

Dia mengatakan, untuk mendapatkan tarif yang bakal diterapkan, pihaknya tengah melakukan survei untuk melihat potensi penumpang MRT. Kemudian, pihaknya akan melihat kemampuan bayar masyarakat.

"Masyarakat minta Rp 5 ribu berarti subsidinya harus diperbanyak," ujar dia.

Dia mengatakan, hasil survei akan keluar pada akhir tahun. Hasil survei ini menentukan besarnya tarif MRT.

Tarif sebesar Rp 17 ribu-Rp 20 ribu ialah dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Nantinya, tarif akan diatur berdasarkan zonasi.

"Itu ada zonanya nanti, tapi tarif ini dari HI ke Lebak Bulus, bisa beda-beda tapi belum kita tentukan. Kenapa belum, karena kita lagi survei riderships sekarang harus tahu berapa persisnya," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Uji Coba MRT Direncanakan Desember 2018

PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tengah mengebut pembangunan konstruksi fase 1, dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, mengatakan, hingga 30 September 2017, perkembangan kontruksi mencapai 80,16 persen. Rinciannya, pembangunan stasiun elevated (layang) 70,16 persen, dan underground (bawah tanah) 90,26 persen.

Sedangkan, pemasangan railway, trackwork, rolling stock mencapai 45,09 persen. Karena itu, Silvia menargetkan, akhir Oktober 2017 perkembangan konstruksi MRT mencapai 83-85 persen.

"Oktober akhir bisa 83-85 %," ujar Silvia di Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.

Silvia menjelaskan, setelah pembangunan fisik fase 1 yang melintasi 13 stasiun dan sepanjang 16 kilometer ini selesai Desember 2018, MRT Jakarta dapat disimulasikan untuk publik.

"Penggunaan untuk publik Maret 2019, Desember-Februari kita cari titik kekurangannya," kata dia.

Untuk pembangunan fisik fase 1 yang meliputi 13 stasiun dan sepanjang 16 kilometer, terdiri dari tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah.

Stasiun layang antara lain Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sedangkan, stasiun bawah tanah stasiun bawah tanah yakni Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Pembangunan MRT jalur Lebak Bulus-Bundaran HI itu diperkirakan mampu melayani 173.400 penumpang setiap hari. Total tempuh rute ini adalah 30 menit dengan jarak antarkereta lima menit sekali.