Sukses

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4,25 Persen

RDG Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate di level 4,25 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate di level 4,25 persen dengan suku bunga Deposit Facility 3,50 persen dan Lending Facility 5 persen pada Kamis (19/10/2017).

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan upaya BI dalam mempertahankan suku bunga ini sejalan dengan upaya menjaga stabilitas makro ekonomi dan stabilistas sistem keuangan dengan memperhatikan perkembangan ekonomi global dan domestik.

"Rapat dewan gubernur selama dua hari memutuskan untuk mempertahankan 7 day repo rate sebesar 4,25 persen dengan deposit facility dan lending facility tetap berlaku efektif sejak 20 oktober 2017," kata dia.

Ia menuturkan, tingkat suku bunga dinilai saat ini masih memadai menjaga inlfasi tepat sasaran dan defisit neraca transaksi pembayaran yang lebih baik.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo memberikan sinyal hingga akhir tahun, BI akan mempertahankan suku bunga acuan tersebut.

"Kami lihat dengan menurunkan bunga ini, tingkat bunga ini sudah cukup memadai. Cukup memadai itu sebenarnya adalah ungkapan yang kami rasa cukup," kata Agus.

Berbagai faktor yang menjadikan kelonggaran ini dinilai cukup dikarenakan sampai saat ini angka inflasi Indonesia sudah terjaga sesuai dengan yang diharapkan. Tidak hanya itu, transaksi berjalan Indonesia yang dinilai Agus sudah cukup sehat, dimana hingga akhir tahun akan defisit di bawah 2 persen dari Gross Domestic Product (GDP).

Agus mengaku memang masih ada beberapa sentimen global yang masih menjadi perhatian dunia, seperti rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed, serta gejolak yang ada di semenanjung Korea. Namun demikian, angka ini sudah cukup mampu untuk menahan gempuran luar negeri terserbut dengan tetap menjaga kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kita sudah antisipasi kondisi global. Kita juga lihat intermediasi perbankan juga harus ditingkatkan dan kita lihat ini juga baik untuk pertumbuhan ekonomi. Kita lihat dengan kita menurunkan bunga ini, tingkat bunga ini sudah cukup memadai," papar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Suku Bunga Acuan 4,25 Persen

Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan. Langkah bank sentral memangkas suku bunga acuan ini konsisten dengan adanya ruang pelonggaran kebijakan moneter dengan rendahnya realisasi dan prakiraan inflasi.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, Dewan Gubernur memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility turun 25 basis poin menjadi 3,50 persen dan Lending Facility turun 25 basis poinmenjadi 5 persen. Keputusan ini berlaku efektif sejak 25 September 2017.

"Kebijakan penurunan suku bunga ini konsisten dengan adanya ruang pelonggaran kebijakan moneter dengan rendahnya realisasi dan prakiraan inflasi tahun 2017 dan 2018," jelas dia di gedung BI, Jakarta, 22 September 2017.

Dody melanjutkan, prospek perekonomian global diperkirakan semakin membaik terutama di negara maju. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan perbaikan permintaan domestik. Demikian pula, pertumbuhan ekonomi di Eropa membaik seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi dan penurunan ketidakpastian sektor keuangan. Di

negara berkembang, perekonomian China diperkirakan tumbuh lebih baik didukung oleh konsumsi yang kuat dan penyaluran kredit yang meningkat. Peningkatan pertumbuhan di China diperkirakan dapat mengkompensasi penurunan pertumbuhan di India.

Di pasar komoditas, harga minyak relatif stabil dan harga komoditas ekspor Indonesia relatif tetap tinggi, terutama batubara dan tembaga. Relatif membaiknya pertumbuhan ekonomi global dan tetap tingginya harga komoditas dunia berdampak positif terhadap kinerja ekspor Indonesia.