Liputan6.com, Jakarta Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung kemungkinan bisa tersambung dengan Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa barat.
Ini diungkapkan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Istana kepresidenan Jakarta, Senin (23/10/2017).
"Tadi bicara komprehensif Jakarta-Bandung kereta api dan sekarang ada peluang mungkin sekaligus dikaitkan dengan Kertajati sehingga 'cost'-nya bisa ditekan ke bawah,"Â kata dia.Â
Advertisement
Baca Juga
Luhut mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan transportasi terpadu yang menjadi kebutuhan masyarakat. Ini merupakan bagian dari target pembangunan akan adanya konektivitas di Pulau Jawa pada 2030.
"Jadi tidak melihat dari proyeknya saja, tapi melihat konektivitas Pulau Jawa, yaitu Jakarta-Bandung itu menjadi satu pada 2030,"Â tutur Luhut.
Dia memastikan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini tetap berjalan. Ini sesuai penuturan Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Memang ada perhatian-perhatian khusus mengenai 'elevated' (jalur layang) karena itu hampir 81 kilometer, terowongan hampir 20 kilometer itu menjadi perhatian Kementerian PUPR terkait teknologinya karena daerah gempa," jelas dia.
Adapun kepemilikan saham pembangunan kereta cepat dipegang China Railway International sebesar 40 persen dan 60 persen dimiliki oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).
PSBI merupakan perusahaan yang merupakan gabungan dari empat BUMN, yaitu PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya, PTPN VIII, dan PT Jasa Marga.
Tonton Video Pilihan Ini:
China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Capai Kemajuan
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Partai Komunis China menyatakan proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung dan sejumlah proyek kereta Tiongkok di sejumlah negara lain mengalami kemajuan positif.
Kepastian tentang berjalannya proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung itu disampaikan komisi ini dalam laporannya tentang pembangunan ekonomi dan sosial Tiongkok sejak Kongres Nasional ke-18 PKC di Beijing seperti mengutip Antara, Minggu (22/10/2017).
Selain proyek di Indonesia, Tiongkok juga mencapai perkembangan positif dalam proyek pembangunan kereta di Laos, Thailand, serta Hungaria dan Serbia sebagai implementasi dari kerja sama Inisiatif Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim.
Terkait dengan proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung ini, September lalu, Direktur Bisnis Asia China Railway Group Limited (CREC) Li Jianping mengatakan dia yakin pembangunan proyek infrastruktur tersebut selesai sesuai jadwal pada akhir 2019.
"Proyeknya terus berjalan sesuai jadwal dan sesuai harapan pemerintah kedua negara. Tahun ini kami memang fokus pada pembebasan lahan sebagai tahap persiapan konstruksi," katanya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong badan usaha milik negara di Indonesia dan Tiongkok yang tergabung dalam konsorsium PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) agar segera menuntaskan hambatan pembebasan lahan.
Penyelesaian masalah pembebasan lahan tersebut, menurut Wapres Jusuf Kalla, penting agar pembangunan proyek senilai US$ 6,07 miliar itu dapat segera dilaksanakan.
"Pembebasan lahan itu masalah pokok, tinggal masalah berapa kilometer sehingga itu bisa dimulai," katanya akhir Agustus lalu.
Dalam bagian lain laporan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional PKC tersebut, disampaikan pula bahwa Tiongkok telah menandatangani kesepakatan perdagangan bebas bilateral dengan 11 negara di sepanjang jalur sutra.
Laporan yang mengungkapkan kemajuan pembangunan ekonomi dan sosial yang dicapai Tiongkok sejak penyelenggaraan Kongres Nasional ke-18 PKC tahun 2012 itu dibagikan dalam konferensi pers yang dilaksanakan otoritas Pusat Media Kongres Nasional ke-19 PKC.
Dalam konferensi pers tersebut, Ketua dan Sekretaris Kelompok Anggota PKC dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional He Lifeng serta dua mitranya di komisi yang sama, Zhang Yong dan Ning Jizhe, tampil sebagai narasumber.
Advertisement